Peneliti BRIN Ancam Muhammadiyah, Saleh PAN: Kalau Tidak Dihukum, Besok Lusa Ada Lagi

Selasa, 25 April 2023 – 17:31 WIB
Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay bereaksi keras setelah seorang peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin mengancam akan membunuh warga Muhammadiyah. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Fraksi PAN DPR RI Saleh Partaonan Daulay bereaksi keras setelah seorang peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin mengancam akan membunuh warga Muhammadiyah.

Dia berharap polisi bisa mengusut dugaan kasus dari pernyataan Andi agar kemudian hari tidak ada sosok berperilaku serupa. 

BACA JUGA: Analisis Reza Indragiri soal Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah, Mengerikan

"Kalau tidak diproses hukum, besok lusa akan ada orang yang mengulangi lagi," kata Saleh melalui layanan pesan, Selasa (25/4). 

Dia menyadari Andi telah melayangkan permintaan maaf setelah mengungkap pernyataan soal darah warga Muhammdiyah halal. 

BACA JUGA: Tri Handoko Buka Suara soal Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah

Namun, mantan Ketua PP Pemuda Muhammdiyah itu tetap meminta proses hukum tetap dilakukan kepada Andi yang sudah meminta maaf. 

"Permintaan maaf satu hal. Penegakan hukum hal yang lain," ujar Saleh. 

BACA JUGA: Peneliti BRIN Sebut PDIP Bisa Jadi Magnet Parpol Lain Jika Tunjuk Ganjar Jadi Capres

Legislator Komisi IX DPR RI itu bahkan menyebut penyidik kepolisian sudah bisa memeriksa unsur pidana dari pernyataan Andi tanpa aduan dari masyarakat. 

Setidaknya, kata Saleh, polisi bisa mengamankan Andi untuk dilakukan klarifikasi soal pernyataan darah warga Muhammdiyah halal. 

"Semestinya, ini bukan delik aduan. Kalau ada ancaman membunuh seperti ini, aparat penegak hukum harus segera melakukan langkah antisipatif," katanya. 

Saleh berharap ke depan pernyataan seperti Andi tidak lagi terjadi, apalagi hanya didasari perbedaan penentuan 1 Syawal yang menjadi hari Idulfitri. 

Dia mengatakan berbeda dalam agama itu hal biasa dan setiap umat sebaiknya saling menghormati. 

"Perbedaan itu malah bukan hanya sekali ini terjadi. Sudah puluhan kali dan itu tidak hanya terjadi di Indonesia, di negera lain pun ratusan negara merayakan lebaran tanggal 21 April 2023," ujar Saleh. (ast/jpnn) 


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler