Tri Handoko Buka Suara soal Peneliti BRIN Ancam Bunuh Warga Muhammadiyah

Selasa, 25 April 2023 – 07:01 WIB
Presiden Jokowi lantik Kepala BRIN Laksana Tri Handoko. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko buka suara soal dua peneliti lembaganya yang mengusik Muhammadiyah soal perbedaan penetapan 1 Syawal.

Kedua peneliti itu ialah Thomas Djamauluddin dan anak buahnya AP Hasanuddin. nama terakhir bahkan melontarkan ancaman melalui media sosial bakal membunuh warga Muhammadiyah.

BACA JUGA: Saleh Minta Oknum Ilmuwan BRIN Thomas Djamaluddin Dijatuhi Sanksi

Handoko pun mengimbau publik tak terpancing dengan isu yang beredar terkait komentar viral pakar astronomi BRIN di media sosial mengenai perbedaan penetapan Lebaran 2023.

Dia menyayangkan hal itu dan segera melakukan pengecekan terhadap internal BRIN.

BACA JUGA: Begini Analisis Dahlan Iskan soal Prabowo setelah Ganjar Jadi Capres PDIP, Hmmm

"Sangat disayangkan, perbedaan ini memicu isu yang kurang produktif dan disinyalir terkait dengan salah satu sivitas BRIN," ujar Handoko dalam keterangan di Jakarta, Senin (24/4).

Dia menerangkan jika penulis komentar itu dipastikan aparatur sipil negara BRIN, maka sesuai regulasi yang berlaku, lembaganya akan memproses melalui Majelis Etik ASN.

BACA JUGA: Dahlan Iskan Menulis 2 Nama soal Kandidat Pendamping Ganjar, Satunya dari Banser

Setelah itu, dapat dilanjutkan ke Majelis Hukuman Disiplin PNS sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021.

Hingga kinii tangkapan layar komentar pakar astronomi BRIN itu kian merebak setelah konten yang serupa juga diperbincangkan melalui platform media sosial Twitter. Bahkan, isu ini telah masuk tren di Indonesia.

Dalam komentar viral pada media sosial tersebut, AP Hasanuddin bahkan meluapkan kemarahannya kepada Muhammadiyah atas penetapan 1 Syawal 1444 Hijriah pada 21 April 2023.

Dia menyebut organisasi masyarakat itu telah disusupi oleh Hizbut Tahrir dan mengancam akan membunuh warga Muhammadiyah.

Hasanuddin sesumbar tidak takut bila komentarnya itu dilaporkan dan siap dipenjara terkait ancaman pasal pembunuhan.

"Saya capek lihat pergaduhan kalian," tulis Hasanuddin.

Namun, melalui surat pernyataannya atas unggahan di media sosial itu, AP Hasanuddin mengaku komentar itu dibuat secara sadar yang dilandasi rasa emosi dan ketidakbijakaan saat melihat akun media sosial atasannya, Thomas yang diserang oleh sebagian besar warga Muhammadiyah yang tidak terima atas unggahan pada akun tersebut.(antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler