Peneliti Harvard Sebut Social Distancing Perlu Diterapkan hingga 2022

Rabu, 15 April 2020 – 21:08 WIB
Isolasi mandiri untuk pasien corona atau orang tanpa gejala corona. Foto: Pixabay

jpnn.com, MASSACHUSETTS - Tim peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Harvard memperkirakan virus corona masih akan jadi ancaman serius bagi masyakarat selama beberapa tahun ke depan. Karena itu, pembatasan sosial alias social distancing kemungkinan perlu dilakukan hingga 2022.

Tim yang dipimpin oleh Stephen Kissler tersebut menggunakan estimasi musiman, imunitas, dan imunitas lintas untuk dua betacoronavirus dari data deret waktu di Amerika Serikat, guna menginformasikan model penularan COVID-19.

BACA JUGA: Seharusnya Social Distancing Cegah Corona, WNA di Bali Malah Berpesta

Mereka memperingatkan bahwa sangat besar kemungkinan wabah virus corona akan kembali muncul setelah gelombang pertama pandemi berakhir. "Tanpa adanya vaksin, praktik jaga jarak sosial yang lama atau berjeda mungkin perlu dilakukan hingga 2022 mendatang," tulis tim peneliti tersebut di majalah Science.

Menurut penelitan tim itu, social distancing berfungsi untuk memastikan jumlah kasus tidak melampaui kapasitas perawatan krisis suatu wilayah. Karena itu, tolak ukur kesuksesan social distancing adalah apakah kapasitas perawatan kritis telah terlampaui atau tidak.

BACA JUGA: Social Distancing, Gunakan Robot untuk Antar Makanan ke Pelanggan

"Intervensi tambahan, termasuk kapasitas perawatan kritis yang diperluas dan terapi yang efektif, akan meningkatkan kesuksesan praktik jaga jarak dan meningkatkan pencapaian herd immunity," tulis tim tersebut. (Xinhua/ant/dil/jpnn)

BACA JUGA: Social Distancing Mungkin Terus Berlaku di Australia Sampai Vaksin Corona Ditemukan


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler