Penelusuran soal Istri Ferdy Sambo, Kejadian 9 Juli, Tanggal Ganjil

Selasa, 19 Juli 2022 – 07:35 WIB
Situasi terkini rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo terpantau sepi setelah insiden Brigadir Polisi Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan Bharada E. Foto: Mercurius Thomos Mone/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kasus baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir Polisi Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J masih bergulir.

Kolumnis kondang Dahlan Iskan bahkan sampai menulis dua seri tentang baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E di rumah kadiv Propam Polri nonaktif itu.

BACA JUGA: Khairul: Soal Apakah Brigadir J Dieksekusi? Itu Spekulatif

Irjen Sambo baru dinonaktifkan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Senin (18/7).

Penonaktifan itu diumumkan langsung oleh Jenderal Listyo di Gedung Mabes Polri.

BACA JUGA: Ternyata Kapolri Mencermati Ini Sebelum Menonaktifkan Irjen Ferdy Sambo

Dalam tulisan keduanya soal kasus kematian Brigadir J, Dahlan menggambarkan soal kasak-kusuk di Jakarta setelah baku tembak terjadi.

Salah satunya, Dahlan mengungkap hasil penelusuran soal Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo tentang kejadian pada tanggal ganjil, 9 Juli.

BACA JUGA: Dahlan Iskan Menulis Sisi Lain Kematian Brigadir J: Memar di Perut, Sang Ayah Heran

"Dari penelusuran saya, ternyata Ny. Sambo sebenarnya sudah melapor ke polisi. Ke Polres Jakarta Selatan," demikian dikutip dari tulisan berjudul Bisik-Bisik Keras yang tayang pada kolom Disway, di laman JPNN.com.

"Itu tanggal 9 Juli 2022. Berarti hanya satu hari setelah tembak-menembak," lanjut Dahlan.

Kemudian, soal mengapa Ny Sambo sendiri yang melapor? Bukan suaminya? Atau menyuruh anak buah?

Menurut Dahlan, itu menyangkut ketentuan pelaporan. Untuk jenis laporan yang berkaitan dengan seks tidak boleh diwakilkan.

Karena pelaporannya masalah Ny Sambo merasa menjadi korban pelecehan seksual, maka dia harus melapor sendiri secara pribadi.

"Soal apakah dia datang ke Polres atau orang Polres yang datang ke rumahnya, itu soal lain," begitu dikutip dari tulisan tersebut.

BACA JUGA: Samuel Hutabarat Ungkap Kejadian 5 Januari saat Brigadir J Mau Balik ke Jakarta

Begitu pula tentang mengapa laporan pelecehan seksual dilakukan setelah yang dilaporkan meninggal?

"Itu suka-suka yang melapor," lanjut tulisan Dahlan Iskan.

Dalam tulisan tersebut juga ditulis, dengan adanya laporan itu seharusnya media yang meliput di Polres Jakarta Selatan langsung tahu. Pengaduan seperti itu harus dibuka.

Dia menduga, wartawan memang mulai tahu. Namun, belum mau menulis.

Kemungkinan lainnya, bisa saja karena belum berhasil mendapat konfirmasi.

Atau, wartawan sengaja diminta menunggu keterangan resmi. Maka mau tidak mau akan ada keterangan resmi.

Itulah sebabnya Polri melakukan konferensi pers tentang baku tembak antara Brigadir J dengan Bharada E tanggal 11 Juli 2022.

Akan tetapi, wartawan senor itu menilai begitu banyak pertanyaan yang tidak terjawab dari konferensi pers itu.

"Begitu banyak kejanggalan di alur ceritanya. Namun, setidaknya wartawan sudah mulai bisa menulis. Wartawan juga mulai punya pijakan untuk melakukan reportase," tulisan Dahlan Iskan. (disway/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler