BOGOR – Kawanan pencuri motor yang menembak mati dua satpam Institut Pertanian Bogor (IPB), Supriyatna alias Bonar (40) dan Suhardi (46), pada Jumat (25/5), berhasil ditangkap tim gabungan Polres Bogor dan Polda Jawa Barat. Kawanan sadis ini ternyata dianggotai tiga orang pemuda. MH (21) dan AS (18) telah dibekuk di rumahnya, Desa Padang Beunghar, Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi. Mereka merupakan kakak beradik. Sedangkan seorang lainnya, U (27), masih buron.
Di dunia pencurian motor, mereka merupakan penjahat kawakan. Betapa tidak, kawanan ini sudah beraksi sebanyak 12 kali. Itu termasuk aksinya yang gagal di depan Masjid Al Hurriyah, IPB.
Dalam penangkapan MH dan AS, polisi tak menerima perlawanan berarti. Di rumah AS, polisi menyita dua senjata api(senpi). Satu senpi organik jenis SWN dan satu lainnya rakitan. Polisi juga menyita lima selongsong peluru, satu unit sepeda motor Vario dan 12 kunci leter T. Namun polisi belum mau menerangkan dari mana asal senjata organik itu.
Dari penangkapan itu diketahui jika ayah dari kakak beradik ini mantan narapidana untuk kasus curanmor. Kapolres Bogor, AKBP Hery Santoso mengatakan, untuk menangkap para pelaku, polisi menerjunkan 21 personel bersenjata lengkap dan berompi antipeluru. Hal itu dilakukan untuk antisipasi serangan balik kawanan ini. “Jumlah total komplotan mereka ada delapan orang. Mereka selalu berganti-ganti pasangan. Pasangan yang terlibat dalam aksinya di IPB adalah MH dan U,” paparnya.
Sebelum melakukan penangkapan, petugas giat melakukan penelusuran dan penyelidikan. Salah satunya dari rekaman CCTV yang ada di salah satu minimarket di Dramaga. Dari rekaman itu, polisi mengantongi ciri-ciri para pelaku yang saat itu sebelum diperlihatkan kepada sejumlah saksi.
Dari jaringan informasi yang dimiliki polisi serta sketsa yang sudah disebarkan, akhirnya polisi membuahkan hasil. Beberapa orang menyebutkan pernah melihat tersangka MH dan U. Bahkan sejumlah saksi mengaku mengetahui kos-kosan tersangka. “Saksi mengenali rekaman pelaku sama dengan orang yang beraksi di kampus IPB,” terang Herry.
Sebelum beraksi di halaman masjid IPB Darmaga, MH dan U terlebih dahulu melakukan survei. Saat menyurvei, mereka sudah merasa jika situasi tidak aman. Keduanya sempat berniat membatalkan aksinya."Akhirnya mereka pergi. Saat pergi itu mereka ditegur satpam(Bonar,red)," ujarnya.
Bonar sedari awal memang memantau gerak-gerik MH dan U yang saat itu mengendarai Vario hitam. Bonar pun mendekati U untuk menanyakan kartu identitas keduanya. Namun U tidak bisa menunjukkan. Satpam tersebut kemudian menyuruh MH mengambil identitas ke rumahnya dan baru bisa kembali lagi untuk menjemput U.
"Tapi yang satu yang disuruh tinggal (U) nggak mau ditinggal. Dia langsung keluarkan tembakan ke atas. Berantemlah satpam dengan tersangka. Ditembaklah satpam itu dan datang lagi satpam satu lagi(Suhardi,red), ditembak juga," jelasnya.
Dari keterangan MH, saat beraksi di Masjid Al-Huriyah IPB, Dramaga, ia mengaku hanya bertugas sebagai pengendara motor. Sedangkan pelaku penembakan adalah U. Namun pengakuan itu agak janggal. Karena sejumlah saksi menyebutkan jika MH lah yang menembak Bonar dan Suhardi. Saat itu MH yang stand by di motor, sedangkan U yang berjibaku dengan Bonar yang memergoki aksi mereka. “Tapi MH tetap bersikukuh jika U adalah pelaku penembakan,” tutur Herry.
Usai membunuh Suhardi dan Bonar, U dan MH melarikan diri ke arah Kampus Dalam Desa Babakan. Namun baru sampai hutan IPB, mereka meninggalkan sepeda motornya yang diketahui merupakan motor curian. Menurut Hery, sepeda motor yang digunakan pelaku untuk beraksi di IPB merupakan hasil curian di salah satu minimarket di dekat IPB. Sementara untuk mencuri sepeda motor di minimarket tersebut, mereka menggunakan sepeda motor curian dari Depok.
Setelah meninggalkan motor, U dan MH memilih jalan pintas via sungai kecil hingga tembus di pemukiman warga Desa Babakan. Di sana, mereka membeli sandal dan minuman di sebuah warung kecil. Beres rehat, mereka naik angkot menuju Laladon yang kemudian menyambung perjalanannya lagi dengan mengojek ke kontrakan U di Parung. “Kami juga sebelumnya sudah melakukan penggerebekan di sana (Parung, red),” tambah Herry.
Seharian di kosan, duo pencuri ini memilih kabur ke Sukabumi via Cibadak. U dan MH memilih memisahkan diri guna mengaburkan pelarian. MH pulang ke Desa Padang Beunghar, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi. Sementara U yang diketahui asal Lampung, hingga saat ini belum terdeteksi keberadaannya.
Dari penelusuran itu, polisi langsung menuju rumah pelaku yang berada di sebuah bukit. Untuk mencapai ke lokasi, petugas harus menyusuri jalan setapak. “Hanya ada satu akses jalan menuju ke rumah pelaku. Tim disebar agar pelaku tidak berusaha kabur,” paparnya.
Terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat Kombes Pol Martinus Sitompul kronologi penangkapan tersebut. “Penangkapan dipimpin langsung Kapolres Bogor, sekarang masih dalam pengembangan untuk menangkap pelaku lainnya,” ujar Martinus Sitompul saat dikonfirmasi wartawan.
Sementara itu, keluarga salah satu korban, Suhardi, yang mendapat kabar penangkapan pelaku penembakan langsung mengadakan syukuran. “Ini bentuk rasa syukur kami telah tertangkapnya para pelaku,” tukas Wahyu (32), adik Suhardi.(yan/sdk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wanita Gelapkan Puluhan Mobil Rental
Redaktur : Tim Redaksi