jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meminta Polri memproses secara komprehensif insiden penembakan diduga dilakukan oknum polisi di RM Kafe, Cengkareng Barat, Jakarta Barat.
Insiden tersebut mengakibatkan tewasnya satu anggota TNI dan dua warga sipil. Menurut Neta Sane, pimpinan kepolisian di atasnya juga perlu ditindak.
BACA JUGA: Penembakan di Cengkareng, Anggota DPR: Saatnya Kapolri Buktikan Janji
"Aksi brutal yang diduga dilakukan polisi koboi di Cengkareng menunjukkan Jakarta makin tidak aman. Dalam aksi brutal itu tiga orang tewas ditembak dan satu luka," kata Neta dalam keterangan yang diterima, Kamis (25/2).
Ia mendesak Polri untuk menjerat polisi koboi itu dengan hukuman mati. Sementara Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Ady Wibowo juga harus dicopot dari jabatannya.
"Ada dua alasan kenapa Kapolres Jakarta Barat harus dicopot. Pertama, sebagai penanggung jawab keamanan wilayah, dia membiarkan ada kafe yang buka hingga pukul 04.00 WIB, padahal saat ini tengah pandemi Covid 19."
BACA JUGA: 2 Mucikari Dibekuk di Jakarta, Layanannya Sampai Tarakan, Ada Paket Bertiga
"Kedua, Kapolres kurang memerhatikan perilaku anak buahnya hingga terjadi peristiwa brutal yang diduga dilakukan oknum anggota di wilayah hukumnya," kata dia.
Neta menjelaskan, aksi brutal polisi koboi itu sangat memprihatinkan. Sebab, kasus tembak mati enam laskar FPI di Km 50 Tol Cikampek saja belum beres.
Kini Polda Metro Jaya masih harus menghadapi kasus tembak mati tiga orang di Cengkareng.
"Parahnya lagi korban yang ditembak oknum polisi itu adalah anggota TNI. Untuk itu, Polda Metro Jaya perlu bertindak cepat dan segera mencopot Kapolres Jakarta Barat yang bertanggung jawab terhadap keamanan dan ketertiban di wilayah tersebut," jelas dia. (tan/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA JUGA: Penembakan Cengkareng: Pakar Pidana Saja Sampai Bilang Sangat Biadab
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudah Jelas, Pelaku Penembakan di Cengkareng Adalah Polisi Mabuk
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga