Data terbaru menunjukkan bahwa empat bulan setelah diluncurkan penerbangan internasional antara ibukota Northern Territory Darwin (Australia) dengan kota "Lembah Silikon China" Shenzhen rata-rata hanya berisi setengah pesawat.
Laporan yang diterbitkan oleh Departemen Infrastruktur dan Pembangunan Regional Australia menunjukkan bahwa di bulan September, hanya 381 penumpang terbang dari Darwin dengan Maskapai Donghai, artnya hanya 44 persen dari kapasitas pesawat.
BACA JUGA: Ismail Marzuki Masih Bersyukur Atas Musibah Amputasi Kaki di Melbourne
Sementara mereka yang terbang dari Shenzhen ke Darwin lebih rendah lagi yaitu 237 penumpang, yaitu hanya 27 persen dari kapasitas pesawat.
Di bulan September tersebut, lebih banyak orang yang terbang dari Australia ke negara-negara kecil di kawasan Pasifik seperti Nauru, Samoa Barat dan Solomon Islands.
BACA JUGA: Akademisi Berkewarganegaraan Ganda Australia-Iran Ditahan di Teheran
Penerbangan Darwin-Shenzhen tersebut dimulai akhir Mei 2018 dan ketika disebut sebagai keberhasilan besar untuk mendatangkan turis ke Northern Territory.
Pemerintah NT berharap penerbangan tersebut membantu untuk mendatangkan turis dengan target 30 ribu turis dari Cina datang setiap tahun di tahun 2020.
BACA JUGA: Gempa 7,5 SR Landa Vanuatu dan Kaledonia Baru Berpotensi Tsunami
Potensi keuntungan bagi perekonomian Northern Territory diperkirakan adalah $AUD 32 juta (sekitar Rp 320 miliar) setiap tahun, bila rute yang dilayani dengan tiga penerbangan setiap minggu itu mencapai 80 persen kapasitas penumpang.
Di bulan Agustus Donghai Airlines menambah penerbangan ekstra menjadi 13 penerbangan dari dan ke Darwin selama seminggu, namun di bulan September, penerbangan diturunkan hingga menjadi 8 penerbangan selama seminggu. Photo: Sejauh ini penerbangan Darwin ke Shenzhen, penumpang masih di bawah 50 persen kapasitas pesawat.
(Supplied: Flickr)
Pemerintah negara bagian Northern Territory sudah memberikan anggaran $AUD 10 juta (sekitar Rp 100 miliar) untuk melakukan 'pemasaran guna memastikan adanya penerbangan reguler" namun tidak jelas berapa dana yang langsung diberikan kepada Donghai Airlines.
Dalam reaksinya pihak oposisi, Wakil Ketua Partai Oposisi Lia Finocchiaro mempertanyakan apakah membuat penerbangan Donghai Airlines dari Darwin berhasil dari sisi ekonomi.
"Kursi yang terisi adalah 44 persen â ini menunjukkan perjanjian ini tidak berhasil dan pemerintah harus memastikan apa yang sudah dianggarkan memberi manfaat." kata Finocchiaro.
Berbicara lewat saluran telepon dari China, Walikota Darwin Kon Vatskalis mengatakan angka itu positif, melihat bahwa penerbangan baru berlangsung empat bulan.
"Ini maskapai baru, penerbangan juga baru, diperlukan waktu untuk meningkatkan kapasitas." katanya.
"Diperlukan promosi dari kedua belah pihak, dan saya yakin itu pasti akan terjadi."
Hal yang sama juga dikatakan oleh Ken Parish, dosen hukum senior di Charles Darwin University.
"Semua pihak termasuk pemerintah dan industri pariwisata, akan kecewa dengan data yang ada, namun empat bulan masih terlalu pagi untuk mengambil kesimpulan." kata Parish.
"Pertanyaan yang masih ada adalah seberapa banyak dana, kalaupun anda, yang dihabiskan pemerintah NT untuk membujuk Donghai tetap melanjutkan penerbangan."
Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Standar Hidup Masyarakat Australia Sudah Menurun