Penerbangan Repatriasi WNI Semakin Meningkat di Bandara Soetta, Jumlahnya Wow

Senin, 11 Mei 2020 – 04:44 WIB
Para penumpang repatriasi WNI di Bandara Internasional Soekano-Hatta sedang dilakukan pemeriksaan. Foto dok AP II

jpnn.com, JAKARTA - Jumlah penerbangan repatriasi WNI semakin meningkat di Bandara Internasional Soekano-Hatta sejak Kemenhub membuka kembali transportasi umum pada 7 Mei 2020.

Pada Minggu (10/5) sekitar 1.000 WNI tiba di Terminal 3 Soekarno-Hatta dengan penerbangan repatriasi.

BACA JUGA: Antrean Penumpang di Bandara Soetta, Kemenhub Minta AP II dan KKP Lebih Siap

Sementara pada Kamis, (7/5) penumpang yang tiba dengan penerbangan repatriasi sekitar 600 WNI.

Jumlah penumpang tersebut meningkat dibandingkan dengan rata-rata 1-2 minggu sebelumnya, yakni sekitar 300 - 400 WNI per hari yang tiba dengan penerbangan repatriasi.

BACA JUGA: Ini Syarat Wajib untuk Calon Penumpang Lion Air di Masa Pandemi Covid-19

Total, WNI yang tiba di Soekarno-Hatta dengan penerbangan repatriasi hingga kini sudah mencapai lebih dari 25 ribu WNI, di mana lebih dari 15 ribu adalah PMI (Pekerja Migran Indonesia).

Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno-Hatta telah menjalankan protokol kesehatan secara ketat terhadap penumpang pesawat, khususnya yang tiba dari luar negeri.

BACA JUGA: Catat! ini 10 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Terbang dengan AirAsia Saat Pandemi Corona

Seperti melakukan wawancara, pemeriksaan suhu, tanda dan gejala COVID-19, pemeriksaan saturasi oksigen dan pemeriksaan rapid test dan/atau PCR.

Senior Manager Branch Communications & Legal Bandara Soekarno-Hatta Febri Toga mengatakan sejalan dengan semakin bertambahnya penerbangan repatriasi WNI,  pihaknya telah melakukan peningkatan di berbagai aspek untuk mendukung KKP tetap bisa menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

Salah satu peningkatan guna menjaga agar protokol kesehatan tetap dijalankan ketat yakni diterapkannya konsep layanan first in, first out (FIFO) bagi penerbangan repatriasi yang baru mendarat.

"Dengan konsep FIFO, maka penumpang repatriasi yang lebih awal mendarat akan langsung turun dari pesawat untuk menjalani protokol kesehatan serta memproses kedatangan. Sementara itu, penumpang yang tiba belakangan akan turun dari pesawat dan diarahkan terlebih dahulu menuju holding room sebelum memproses kedatangan," jelasnya.

"Konsep FIFO ini sudah dijalankan dan terbukti efektif karena 1 Mei 2020, protokol kesehatan dan kedatangan dapat dijalankan lancar meskipun sekitar 1.000 WNI dengan penerbangan repatriasi tiba hampir berbarengan di Terminal 3 Soekarno-Hatta," tutur Febri.

Sementara itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno-Hatta juga menambah jumlah personel agar optimal dalam menjalankan protokol kesehatan terhadap penumpang yang baru tiba.

Kepala KKP Soekarno-Hatta Anas Ma'ruf menuturkan jumlah personel terus ditambah.

"Mulai Senin, 11 Mei 2020, jumlah personel KKP yang bertugas di Soekarno-Hatta baik itu di Terminal 2, Terminal 3 dan di UGD Kantor Induk berjumlah total 48 orang per shift. Pada Jumat, 15 Mei 2020, akan kembali ditambah 12 orang per shift sehingga total 60 orang dalam satu shift,” jelas Anas.

Anas Ma’ruf menuturkan personel sebanyak 15 personel Medical Service Assistance (MSA) PT Angkasa Pura II juga diperbantukan mendukung KKP di Soekarno-Hatta.

Adapun protokol kesehatan dijalankan secara ketat oleh KKP di Soekarno-Hatta di kedatangan International.

Pada periode April - Mei 2020 sudah terdeteksi lebih dari 40 penumpang penerbangan repatriasi WNI yang memiliki hasil rapid test reaktif terhadap COVID-19.

Penumpang tersebut kemudian mendapat penanganan lebih lanjut di RS rujukan di antaranya RS Darurat Wisma Atlet.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler