Penerbitan Kartun Nabi Muhammad, Charlie Hebdo: Tak Ada yang Perlu Disesali

Kamis, 10 September 2020 – 21:49 WIB
Majalah Charlie Hebdo kembali mempublikasikan serangkaian kartun Nabi Muhammad yang pernah memicu kemarahan umat Islam. Foto: Reuters

jpnn.com, PARIS - Direktur majalah Charlie Hebdo, Laurent Sourisseau mengatakan tak ada yang perlu disesali atas penerbitan kartun menggambarkan Nabi Muhammad pada 2015, di pengadilan Kamis (9/9) .

"Saya tidak ingin bergantung pada kesewenang-wenangan fanatik yang gila," kata Sourisseau di pengadilan, lansir AFP dikutip France24.

BACA JUGA: Majalah Prancis Charlie Hebdo Kembali Terbitkan Kartun Nabi Muhammad

"Tidak ada yang disesali karena telah menerbitkan kartun itu."

"Yang saya sesali adalah melihat betapa sedikit orang yang berjuang untuk mempertahankan kebebasan. Jika kita tidak memperjuangkan kebebasan kita, kita hidup seperti budak dan kita mempromosikan ideologi yang mematikan," kata Sourisseau lagi.

BACA JUGA: Penerbitan Ulang Kartun Nabi Muhammad, HNW: Ini Menambah Luka Umat Islam

Bagi dia, kebebasan "bukanlah sesuatu yang jatuh dari langit".

"Kami tumbuh tanpa membayangkan bahwa suatu hari kebebasan kami akan dipertanyakan," katanya.

BACA JUGA: Ramadan, Politikus Belanda 3 Kali Tayangkan Kartun Nabi Muhammad

Penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad memicu kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Tak pelak, kantor majalah Charlie Hebdo menjadi sasaran pembantaian oleh para pria bersenjata pada Januari 2015 lalu, termasuk Laurent Sourisseau.

Para pelaku utama pembantaian di kantor Charlie Hebdo tewas di tangan pasukan keamanan Prancis kala itu.

Namun, sebanyak 14 tersangka kaki tangan para penyerang diadili di Paris atas pembantaian tersebut.

Selain kantor Charlie Hebdo, penyerangan juga menyasar supermarket Yahudi yang menyebabkan total 17 orang tewas.

Para pendukung Charlie Hebdo memandang penerbitan kartun tahun 2015 itu sebagai kebebasan pers.

Namun, para kritikus menganggap majalah itu melanggar batas ketika menerbitkan karikatur Nabi Muhammad pada tahun 2006, yang memprovokasi kemarahan umat Islam di seluruh dunia.

Membangkang seperti biasa, Charlie Hebdo minggu lalu menerbitkan ulang kartun Nabi Muhammad, yang memicu kecaman baru dari negara-negara muslim termasuk Iran, Pakistan dan Turki.

"Jika kami melepaskan hak untuk menerbitkan kartun ini, itu berarti kami salah sejak awal," pungkas Sourisseau. (France24/rdo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler