JAKARTA - Dampak rencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap masyarakat miskin menjadi perhatian serius pemerintah. Empat paket kompensasi kenaikan harga BBM sudah disiapkan sebagai antisipasi bertambahnya angka kemiskinan.
Tidak tanggung-tanggung, jumlah penerima kompensasi tersebut mencapai 74 juta jiwa. "Jumlah penerimanya 18,5 juta RTS (rumah tangga sasaran) dikali empat, jadi 74 juta jiwa," ujar Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono setelah mengikuti rapat terbatas di Kantor Presiden, kemarin (1/3).
Jumlah itu melebihi cakupan jumlah penduduk miskin berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS). Menurut Agung, saat ini terdapat 30 juta penduduk hampir miskin. Kemudian 30 juta penduduk miskin dan sangat miskin. Dengan jumlah penerima mencapai 74 juta jiwa, berarti ada 14 juta jiwa yang tidak masuk klasifikasi. "Termasuk nelayan dan buruh. Jadi mengcover semuanya," kata Agung.
Empat kompensasi kenaikan harga BBM yang disiapkan pemerintah itu adalah Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM), penambahan subsidi siswa miskin, penambahan jumlah penyaluran beras miskin (raskin), dan subsidi pengelola angkutan (transport) masyarakat/desa.
Untuk BLSM misalnya, bentuknya hampir sama dengan program bantuan langsung tunai (BLT). Agung menyebutkan, jika dulu diberikan Rp 100 ribu selama enam bulan, nantinya besaran BLSM adalah Rp 150 ribu perbulan diberikan selama sembilan bulan.
"Begitu diumumkan 1 April (kenaikan harga BBM), langsung diberlakukan selama sembilan bulan," kata Agung. Dalam kesempatan sebelumnya, mantan ketua DPR itu menyebut sasarannya adalah 1,5 juta rumah tangga sangat miskin (sekitar 10 juta jiwa).
Sementara untuk subsidi transport, Agung menyebutkan, saat ini masih dalam tahap penghitungan. Termasuk menentukan apakah langsung untuk keperluan operasional, seperti uji kir dan STNK.
Agung menjelaskan, tanpa ada kompensasi tersebut, kenaikan harga BBM diperkirakan akan memicu bertambahnya angka kemiskinan sebesar 1,5 persen. Berdasarkan data BPS, angka kemiskinan di Indonesia per Maret 2011 mencapai 30,02 juta jiwa. Angka ini turun 3,2 persen (sekitar satu juta orang) jika dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 31,02 juta jiwa.
Nah, adanya kompensasi diharapkan bisa mencegah naiknya angka kemiskinan. Malah Agung berharap sebaliknya. "Bukan saja kita mencegah penambahan jumlah penduduk miskin, tetapi diharapkan angka kemiskinan bisa turun lagi," katanya.
Sementara itu, kenaikan harga BBM juga bakal berimbas pada kenaikan tarif angkutan umum. Menteri Perhubungan (Menhub) EE Mangindaan mengatakan, saat ini sudah mulai dibahas mengenai besaran kenaikan tarif angkutan. "Tapi belum kami putuskan," kata Mangindaan usai menghadiri pengucapan sumpah ketua MA di Istana Negara.
Mangindaan mengatakan, untuk angkutan laut dan kereta api sudah disiapkan dengan PSO (public service obligation). Menurut dia, problem terletak pada angkutan kota, pedesaan, dan angkutan kota dalam provinsi. "Kami sedang minta masukan dari bawah bagaimana cara mengatasinya, bagaimana kompensasinya," tutur mantan menteri pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi itu.
Dia mengakui sudah bertemu dengan organda dan akan melakukan pertemuan lagi untuk pembicaraan lebih lanjut. Mengenai prosentase kenaikan, Mangindaan juga masih belum memberikan bocoran. "Karena tergantung karakter daerah masing-masing kan," kata Mangindaan.
Rencana kenaikan harga BBM juga berpengaruh pada sejumlah asumsi makro ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi. Dalam draf rancangan Undang-undang APBN-P yang diserahkan ke DPR, pemerintah menurunkan target pertumbuhan dari 6,7 persen (sesuai APBN) menjadi 6,5 persen.
"Nanti akan di-exercise. Kita lihat nanti seperti apa. Memang tren dunia pertumbuhannya menurun," kata Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa setelah rapat terbatas.
Sementara untuk inflasi, Hatta menyebutkan akan mengalami kenaikan. "Hanya managable berkisar 6 sampai 7, sekitar itu bergeraknya. Tapi yang penting harga pangan jangan bergejolak," katanya. (fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspor Januari Capai USD 15,49 Miliar
Redaktur : Tim Redaksi