jpnn.com, JAKARTA - Merebaknya pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat bagi para guru dan siswa penerima program Pertanian Masuk Sekolah (PMS) untuk tetap melakukan aktivitas pertanaman.
Meskipun imbauan untuk berada di rumah sudah dilaksanakan dan menerapkan sekolah diliburkan, tetapi pihak sekolah tidak kehilangan akal untuk tetap melakukan kegiatan PMS, namun tetap mengikuti anjuran seperti memakai masker, menjaga jarak fisik dan aturan lainnya.
BACA JUGA: 2020, Kementan Siap Bangun 400 Unit Embung di 30 Provinsi
Di SMA Muhammadiyah 8 Palembang, aktivitas pertanian masih berlangsung penuh semangat. Bahkan lahan yang telah ditanami berbagai komoditas sayuran siap untuk dipanen.
“Di sini kami tanam berbagai jenis sayuran seperti pakcoy, sawi, tomat, dan cabai,” kata Renovlismar, Kepala SMA Muhammadiyah 8 Palembang ketika dihubungi melalui telepon, Senin (13/4/2020).
BACA JUGA: Kementan Kukuhkan 67 Duta Petani Milenial dan Petani Andalan
Meski pandemi Covid-19 saat ini membatasi ruang gerak untuk beraktivitas, namun Renovlismar menyiasati dengan menerapkan sistem piket bagi guru agar aktifitas pertanian di sekolahnya dapat terus berjalan.
“Guru-guru kami piketkan untuk merawat tanaman agar dapat berproduksi dengan baik saat libur Corona ini,” ujarnya.
BACA JUGA: Alih Fungsi Lahan Jangan Merambah Lahan Pertanian
Lebih lanjut dia menjelaskan sejak menjadi penerima PMS dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian tahun 2019, sekolahnya sudah panen beberapa kali, bahkan cabai rawit saat ini sudah panen yang kesepuluh kalinya.
“Alhamdulillah perkembangan tanaman kami cukup bagus dan saat ini beberapa sayuran seperti pakcoy dan seledri minggu ini akan dipanen,” kata Renovlismar.
Hal yang sama juga ditemukan di Madrasah Aliyah (MA) Al-Islam Kemuja, Bangka Belitung. Sekolah penerima PMS tahun 2019 ini, sudah beberapa kali panen sayuran seperti kangkung, kacang tanah, timun, kacang panjang, cabai, dan jagung. Pertanaman itu terhampar di lahan seluas 4000 m.
“Alhamdulillah bulan kemarin baru panen sayur sebanyak 600 kg, kacang panjang 20 kg dan kangkung 80 kg,” jelas Kupni, Kepala Sekolah MA Al-Islam Kemuja.
Hasil panen sebagian dijual ke pembeli di Desa Kemuja, dan juga sebagian untuk dapur makan di MA Al-Islam. Hasil penjualan digunakan untuk modal penanaman berikutnya dan juga untuk membeli konsumsi berupa kue untuk siswa dan guru dalam kegiatan seni dan olahraga yang diselenggarakan oleh sekolah.
Seiring dengan merebaknya Pandemi Covid-19, seperti SMA Muhammadiyah 8 Palembang, pihaknya juga menerapkan sistem piket untuk melakukan pengawasan terhadap kondisi tanaman di sekolah.
“Kami bergantian melakukan penyiraman dan mengontrol tanaman, karena siswa diliburkan untuk sementara,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, PMS ini sangat bermanfaat bagi siswa dan guru, karena mereka terlibat langsung dalam aktifitas pertanaman, sehingga terbentuk pemahaman cara bertanam yang baik.
“Kami berharap kegiatan ini terus berjalan karena memberikan dampak positif bagi siswa sehingga mereka paham bercocok tanam dan ada ketertarikan untuk menekuni dunia pertanian,” ujarnya.
Secara terpisah, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi mengatakan tujuan PMS untuk memberikan stimulus bagi generasi muda untuk mencintai dunia pertanian.
Diap pun mengapresiasi sekolah yang tetap melakukan aktifitas pertanian meski saat ini adanya pandemi covid-19.
“Kita lihat bahwa petani atau siapa saja yang memproduksi pangan adalah pejuang di garda depan di tengah pandemi Covid-19 ini, termasuk kegiatan PMS ini. Tahun ini begitu kondisi sudah mulai normal PMS akan kita lanjutkan,” kata Agung.(ikl/jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi