Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, selama ini penerimaan negara dari PNBP yang paling besar berasal dari sektor sumber daya alam (SDA) seperti minyak dan gas, mineral, serta kehutanan, namun jumlahnya masih minim. "Nilainya baru sekitar Rp 300 triliun," ujarnya kemarin (31/10).
Padahal, kata Agus, potensi yang sebenarnya bisa jauh lebih besar dari nilai tersebut. Menurut dia, minimnya penerimaan dari PNBP disebabkan kurangnya perhatian dari Kementerian. "Padahal, kalau ini diurus, bisa menambah penerimaan negara," katanya.
Sebagai gambaran, pada 2011 lalu realisasi penerimaan dari PNBP mencapai Rp 331,5 triliun, naik 23,3 persen dari 2010. Tahun ini, dalam APBN-P 2012, setoran PNBP ditarget sebesar Rp 341,1 triliun. Namun, dengan cukup tingginya harga minyak Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP), maka realisasi setoran PNBP tahun ini bakal mencapai Rp 344,6 triliun.
Karena itu, lanjut Agus, Kementerian Keuangan meminta kepada Kementerian/Lembaga terkait agar bisa lebih memperhatikan penerimaan negara dari sektor PNBP. Bahkan, dia menengarai adanya praktek pungutan liar yang membuat PNBP menjadi rendah. "Misalnya, biayanya dibikin sengaja murah tapi di bawah meja ada biaya-biaya lain," ucapnya.
Untuk itu, pemerintah meminta kepada masyarakat, termasuk media dan lembaga independen untuk ikut mengawasi praktek pungutan dalam PNBP. "Selain itu, kami juga berencana merevisi undang-undang PNBP agar implementasi kebijakan bisa lebih kuat," ujarnya. (owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir Datang, Petani Ikan Rugi Besar
Redaktur : Tim Redaksi