Penerimaan Zakat Rp10 Triliun per Tahun, Wamenag Optimistis Kemiskinan Berkurang

Jumat, 11 Desember 2020 – 20:24 WIB
Wamenag Zainut Tauhid. Foto: M Fathra Nazrul Islam/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi meminta lembaga pengelola zakat dan wakaf uang lebih responsif terhadap isu-isu kemanusiaan. Zakat dan wakaf uang harus terus diarahkan pada upaya memberi jaminan, perlindungan, dan pemberdayaan kepada golongan masyarakat duafa sesuai ketentuan syariah.

"Zakat dan wakaf uang diperlukan masyarakat fakir, miskin, rumah tangga miskin, termasuk anak-anak terlantar yang memerlukan dukungan sarana dan biaya untuk keberlanjutan pendidikan dan bekal masa depannya," tutur Zainut di Jakarta, Jumat (11/12).

BACA JUGA: Begini Respons Terbaru Wamenag Setelah Viral Video Seruan Jihad

Menurut Wamenag, penerimaan zakat di Indonesia setiap tahun mencapai Rp10 triliun. Jika organisasi pengelola zakat mengalokasikan 50 persen dari total penerimaan zakat ini untuk merespon isu kemanusiaan yang berkaitan dengan keamanan hidup manusia, dampaknya akan sangat signifikan.

"Insyallah setiap tahun akan terjadi pengurangan tunawisma anak-anak terlantar, orang tua jompo yang jadi pengemis, penyandang disabilitas yang meminta-minta, dan sebagainya yang menjadi problema sosial di negara kita," terangnya.

BACA JUGA: Wamenag Bantah Intervensi Para Penceramah Agama

Bagi umat Islam khususnya, kata Wamenag, zakat adalah sumber dana yang bermartabat untuk melindungi dan memberdayakan lapisan masyarakat yang lemah dan mengalami keterbatasan ekonomi.

Sehingga, kesetaraan sosial dan demokrasi ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan pokok dan kehidupan layak bagi setiap penduduk warga negara secara perlahan dapat diwujudkan.

BACA JUGA: Wamenag: Terlalu Kasar untuk Diucapkan Seorang Ulama Besar

Dijelaskannya secara fungsional zakat memiliki dua dimensi. Pertama, adalah dimensi ibadah, yakni kewajiban untuk mengeluarkan harta yang kita miliki apabila telah mencapai nishab.

"Bagi yang kaya wajib hukumnya berzakat, sementara infak dan sedekah dianjurkan bagi setiap muslim," ucapnya.

Hal kedua adalah dimensi sosial dan ekonomi yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan kesejahteraan umat.

Nabi Muhammad SAW memperingatkan umatnya tentang tiga hal, yakni kemiskinan, kebodohan dan penyakit, yang merupakan musuh kemanusiaan.

Ketiga hal itu dapat menggoyahkan sendi kehidupan, menghancurkan ketenteraman, menghalangi ukhuwah serta meruntuhkan kemandirian dan kejayaan bangsa.

"Di sinilah kita melihat betapa penting dan strategisnya zakat dan wakaf sebagai sistem pendistribusian kekayaan yang memungkinkan setiap orang dalam segala kondisi terjamin kebutuhan pokoknya," ujarnya.

Islam tidak membiarkan isu kemiskinan melahirkan keresahan sosial atau  menyuburkan tindak kekerasan dan kemerosotan moral di masyarakat.

"Zakat dan  wakaf adalah solusi terbaik yang diajarkan Islam untuk mengatasi kesenjangan pendapatan dan kekayaan di masyarakat serta menutup celah-celah kerawanan sosial yang bersumber dari kemiskinan," pungkas Zainut Tauhid Sa'adi. (esy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Zakat   Wamenag   Kemiskinan  

Terpopuler