Pengakuan Bripka Eka, Polisi yang Viral Lantaran Nomplok di Kap Mesin Mobil

Selasa, 17 September 2019 – 07:40 WIB
Bripka Eka Setiawan (kanan), anggota Satlantas Polsek Pasar Minggu. Foto: ANTARA/Laily Rahmawaty

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Satlantas Polsek Pasar Minggu, Jakarta Selatan Bripka Eka Setiawan (37) mengaku aksi heroik nomplok di kap mesin mobil Senin (16/9) dilakukan demi menjalankan tugas penegakan hukum buat pelanggar parkir.

"Saya tidak nekad, cuma yang namanya tugas, itu risiko. Alhamdulillah, Allah masih memberikan saya keselamatan," kata Bripka Eka, Senin (16/9) malam.

BACA JUGA: Aksi Heroik Bripka Eka Nomplok di Kap Mobil, Setelah 200 Meter, Bruk!

Menurut Eka, kejadian tersebut berawal saat dirinya melakukan penindakan kepada pengendara yang melakukan pelanggaran parkir liar di bahu jalan. Penindakan tersebut dilakukan dalam rangka operasi gabungan yang melibatkan Satuan Pelaksana Perhubungan Kecamatan Pasar Minggu.

Dia mengatakan operasi gabungan tersebut rutin dilakukan setiap harinya (kecuali akhir pekan) yang sudah dimulai sejak Februari 2019 lalu. "Awal mulanya kami sedang melakukan operasi penertiban parkir liar secara gabungan bersama anggota Dishub," kata ayah tiga orang anak ini.

BACA JUGA: Begini Kronologi Bripka Eka Nomplok di Kap Mobil B 1856 SIN

Pada saat operasi tersebut petugas menemukan sebuah kendaraan yang kedapatan parkir di atas trotoar. Petugas lantas melakukan penindakan. Saat melakukan penindakan kepada pengemudi mobil jenis Honda Mobilio bernomor polisi B 1856 SIN yang dikemudikan oleh pria berinisial TPD (50), si pengemudi tidak kooperatif dan merasa tidak melanggar aturan.

Alasan pengemudi di area tempat kendaraannya parkir tidak terdapat rambu lalu lintas dilarang parkir. Polisi melakukan penindakan dengan cara diderek, sebelum diderek petugas Dishub dan Bripka Eka meminta pengemudi untuk menyerahkan surat-surat kendaran, sebagai SOP untuk melakukan penindakan.

Pengemudi berupaya untuk lari dari petugas meski diadang oleh Bripka Eka yang berada di depan kendaran. "Pengemudi tidak mau menyerahkan surat-suratnya setelah kami berusaha komunikasi dengan baik, pengemudi justru berusaha kabur," kata Eka.

Posisi Bripka Eka yang berada persis di depan kendaraan saat kabur mencoba menghentikan dengan menaiki kap mesin mobil yang dikemudikan TPD bersama istrinya. Bripka Eka nomplok di atas kap mesin mobil yang melaju dengan kecepatan 60 km per jam, dibawa sejauh 200 meter.

Kendaran tersebut baru berhenti setelah menabrak mobil lainnya yang berada di depannya. Beruntung dalam peristiwa tersebut, Bripka Eka tidak mengalami kecelakaan serius. Karena adanya kecelakaan, pengemudi yang mencoba lari tersebut akhirnya menjalani pemeriksaan di Mapolsek Pasar Minggu.

Dari hasil pemeriksaan sementara diketahui pula SIM milik pengemudi sudah mati sejak tahun 2018. Selain itu pengemudi juga diketahui sedang menderita kanker getah bening. Penyakit yang diderita sopir penabrak polisi tersebut diketahui saat menjalani pemeriksaan di Mapolsek Pasar Minggu saat pihak keluarga membawa obat-obatan.

Sementara itu Danro Kecamatan Pasar Minggu, Satuan Pelaksana Perhubungan Kecamatan Pasar Minggu, M Hatta yang juga ada di lokasi kejadian menyebutkan operasi gabungan dalam rangka menegakkan Peraturan Nomor 33 Tahun 2012 tentang parkir liar.

Dia mengatakan apa yang dilakukan anggotanya dan juga Bripka Eka sudah sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku. "Hanya saja pengemudi yang tidak mau mengakui kesalahannya melanggar larangan parkir sembarangan," kata Hatta. (laily/ant/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler