jpnn.com, MARAWI - Militer Filipina (AFP) berharap, pada Senin (12/6) atau tepat hari peringatan kemerdekaan Filipina dari tangan Spanyol, Marawi bisa kembali ke tangan pemerintah.
Kenyataannya, Kota Marawi di Kepulauan Mindanao itu belum mampu direbut dari tangan kelompok militan Maute.
BACA JUGA: Wanita Paling Penting dari Kelompok Maute Ditangkap Dalam Pelarian
Suara tembakan dan bom masih terus menderu di Marawi. Sejak 23 Mei hingga kemarin, pertempuran di kota yang memiliki luas 87,5 km persegi atau sekitar seperempat Surabaya tersebut menelan 58 nyawa tentara Filipina dan 20 warga sipil. Sementara itu, militan Maute yang berhasil dibunuh mencapai sekitar 200 orang.
Menurut Ernesto Abella, juru bicara kepresidenan, setidaknya dibutuhkan dua minggu lagi untuk merebut Marawi.
BACA JUGA: Pasukan Khusus AS Turun Tangan, Maute Belum Juga Ditaklukkan
’’Seperti kalian tahu, target kami adalah membebaskan Marawi hari ini, 12 Juni. Tapi, seperti yang kalian lihat, betapa kompleksnya masalah di sini dan betapa banyaknya perkembangan yang ada,’’ ujar Menteri Luar Negeri Filipina Alan Peter Cayetano kepada para jurnalis di Manila.
Militan Maute yang berhasil ditangkap hidup-hidup menyebutkan, pemimpin Islamic State (IS) alias ISIS Abu Bakr al-Baghdadi adalah orang yang memerintahkan penyerangan ke Marawi. Belum ada bukti yang bisa membenarkan klaim tersebut.
BACA JUGA: Situasi Panas! 3.000 Pasukan TNI dan 4 KRI Siaga di Perbatasan
Namun, selama ini, militan Maute memang menyatakan mendukung ISIS. Nasib dua bersaudara Abdullah dan Omarkhayam Maute belum diketahui.
’’Kami ingin berkoordinasi sebaik-baiknya dengan Indonesia dan Malaysia agar mereka tidak ikut menderita di tangan ekstrimis,’’ tegas Cayetano.
Dia menambahkan, sejak awal, Presiden Rodrigo Duterte tahu bahwa ISIS bakal mencari lahan untuk bercokol di Asia. Indonesia, Malaysia, dan Filipina adalah target yang potensial. (AFP/Reuters/CNN/sha/c18/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasukan Bersenjata Dikirim ke Pulau Maratua, Ada Penembak Jitu
Redaktur : Tim Redaksi