jpnn.com - KASONAWEJA – Kendati isu mengenai akan dikibarkannya bendera Bintang Kejora (BK) di Kabupaten Mamberamo Raya (Mambra) telah menjadi rahasia umum namun Kapolres Mamberamo Raya, AKBP. Terry Levi memastikan bahwa hal tersebut tak akan terjadi. Pihaknya menyatakan akan mengambil sikap tegas jika akhirnya ada pergerakan yang mengganggu ketertiban dan membuat resah.
Namun Terry tak menampik jika ada aktifitas pelatihan yang dilakukan kelompok berseberangan di Kampung Nawica pimpinan Kosmas Makabobri.
BACA JUGA: Polda Bentuk Tim Ungkap Kasus Kloning Nomor HP Tiga Pejabat Kepri
“Kalau untuk Mamberamo hingga kini yang mantan pergerakan dari berbagai tempat memang ada disini namun mereka sudah masuk dan dari lini adat tegas menyatakan tak boleh ada pergerakan apapun. Ketika melakukan maka mereka akan berhadapan dengan masyarakat adat secara semesta sebab daerah ini baru dan masyarakat mau membangun,” kata Kapolres saat dikonfimasi soal isu yang berkembang ketika ditemui di gedung DPRD Mamberamo Raya di sela-sela debat kandidat, Sabtu (28/11).
Terry memastikan bahwa pihak adat menolak semua bentuk pergerakan yang dilakukan oleh kelompok yang berseberangan sehingga dengan sendirinya jika ada pergerakan atau pengibaran nantinya pihak adat juga akan ikut berbicara.
BACA JUGA: HIV Makin Meningkat, Waria: Kalau tak Mau Tertular ya Pakai Kondom
“Masyarakat adat telah bersinergi dengan kami dan meminta tak boleh ada kegiatan apapun pada 1 Desember,” katanya seperti dilansir Cenderawasih Pos (Grup JPNN.com).
Polres Mamberamo Raya sendiri terlihat sangat siap mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan saat 1 Desember nanti. Kapolres bahkan berani memastikan bila ada yang tak patuh pada aturan ini maka ia siap memimpin pasukan untuk menindak.
BACA JUGA: Nomor HP Di Kloning, Tiga Pejabat Ini Rame-Rame Lapor ke Polda
“Kami sudah ingatkan, kalaupun ada, maaf saja, terlalu kecil bagi kami untuk dihadapi,” beber Terry.
Ia juga menyatakan bahwa kelompok di bawah pimpinan Kosmas ini seharusnya ikut bertangungjawab dengan kejadian di Kapeso 2009 lalu.
“Tak ada kegiatan apapun tahun lalu, saya sendiri yang turun kesana, kalau ada yang mengklaim itu mungkin disuarakan oleh saudara Kosmas. Kami sebenarnya sayang dengan dia karena dia kawin dengan orang disitu,” terang Tery.
Ditanya soal jumlah senjata yang masih berada di tangan kelompok berseberangan ini, Tery menyebut bahwa inforasi yang diperoleh jumlah senjata milik kelompok yang beroperasi di Mamberamo Tengah diprediksi hanya 1 pucuk senjata tua.
“Informasinya begitu tapi kami tidak tahu apa mereka punya rakitan sebab kami belum pernah sampai kesana. Mereka memang berencana mau latihan namun dari gereja dan adat kami sudah melarang tidak boleh. Saya sebagai Kapolres tapi juga sebagai Ketua LMA saya larang keras dan bila ada akan berhadapan dengan kami sebab disini mau Pilkada dan masyarakat kami ajar tetap dalam koridor membangun negara jadi kalau ada gerakan tambahan akan kami tumpas,” ucap Terry.
Sementara itu, terkait 1 Desember yang selama ini disebut-sebut sebagai Hari Kemerdekaan Papua Barat dan 14 Desember sebagai HUT Melanesia dimana benderanya biasa disebut Bintang 14, mendapat perhatian serius aparat keamanan di Papua. Terkait dua agenda ini, Polda Papua telah menggelar rapat koordinasi dengan aparat TNI, DPRP, MRP dan tokoh masyarakat di ruang Rasta Samara Polda Papua, Sabtu (28/11).
Dalam rapat yang dipimpin Kapolda Papua, Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw, M.Hum, disebutkan 237 personel yang disiapkan Polda Papua. Personel ini menurut Kapolda Paulus Wtaerpauw nantinya akan dibackup oleh personel Kodam XVII/Cenderawasih, Lantamal V Jayapura dan Lanud Jayapura.
“Upaya-upaya yang dilakukan sudah maksimal oleh para Kapolres dibantu para Dandim. Dalam waktu dekat akan disusun kegiatan sinergi antara Kepolisian dengan TNI untuk melakukan upaya-upaya cipta kondisi,” kata Waterpauw.
Untuk wilayah Kota Jayapura, menurut Waterpauw ada beberapa lokasi yang akan menjadi perhatian yaitu Lapangan Trikora Abepura dan Taman Imbi. “Untuk Kabupaten Jayapura di makam Theys juga sedang dikoordinasikan untuk dilakukan pengamanan. Di daerah-daerah seperti Timika, Yahukimo, Jayawijaya dan Keerom juga juga telah dilakukan pengamanan,” tegasnya.
Kapolda Waterpauw meminta masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal atau tindakan yang melanggar hukum atau keluar dari koridor hukum yang berlaku di negara ini.
“Kami pasti akan tindak tegas apabila da yang melakukan pelanggaran,” pungkasnya.
Sementara Plt. Ketua Komnas HAM Papua, Frits Ramandey meminta aparat keamanan untuk melakukan upaya-upaya persuasif dalam mengantisipasi 1 Desember dan 14 Desember.
“Jadi, kalau ada orang atau kelompok masyarakat yang mau memperingati dengan bentuk doa atau sejenisnya, itu harus direspon dengan cara-cara konstruktif," kata Ramandey saat ditemui di kediamannya, akhir pekan kemarin.
Frits juga meminta kepada kelompok atau organisasi yang akan memperingati 1 Desember agar mempertimbangkan aspek keamanan, sehingga tidak mengundang reaksi.
“Bagi kelompok OPM dalam memperingati 1 Desember harus memerhatikan aspek keamanan, sehingga tidak ada korban lagi. Itu harus menjadi perhatian," pintanya.
Frits berharap aparat keamanan maupun kelompok-kelompok yang akan memperingati 1 Desember agar bisa menahan diri.
“Kalau ada masyarakat yang berkumpul, lalu mau melakukan doa atau sejenisnya, itu harus dilihat sebagai sikap politik. Sekali lagi, sikap politik atau upaya politik, jangan direspon dengan cara kekerasan. Itu akan menghasilkan efek terhadap aparat dan negara. Yang sebenarnya menjadi kasus-kasus rutinitas setiap tahun," ujarnya.
Terkait dengan 1 Desember, Frits mengatakan Komnas HAM Papua telah mendapat pengaduan dari masyarakat utamanya di wilayah Mambreamo dan Nabire mengenai penambahan personel keamanan yang membuat masyarakat resah.
“Antisipasi dari pihak keamanan itu penting, tetapi bukan mobilisasi. Secara sikologis masyarakat akan panik, karena masyarakat punya trauma terhadap penanganan satu Desember beberapa tahun lalu, yang mengakibatkan korban,” tandasnya.(ade/jo/nik/nat/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dengan Polos Bocah Itu Bilang, ââ¬ÅMamak, Ngapain Ibu Tidur Di Sanaââ¬Â
Redaktur : Tim Redaksi