jpnn.com - JAKARTA - Kritik tajam politikus PDI Perjuangan Efendi Simbolon dan Hanura membuktikan bahwa Presiden Joko Widodo dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tidak sejalan.
Direktur Eksekutif PolcoMM Institute, Heri Budianto menilai situasi secara politik bisa membahayakan Jokowi sebagai Presiden.
BACA JUGA: JK Juga Nasehati Menteri Tedjo
"Jika KIH khususnya PDIP sudah tak sejalan dengan presiden ini sangat membahayakan presiden secara politik," kata Heri kepada JPNN, Selasa (27/1).
Dia menjelaskan, situasi rumit ini membuktikan bahwa terdapat banyak kekurangan terkait koordinasi dan komunikasi antara partai pengusung atau KIH dengan presiden yang diusung.
BACA JUGA: Ini Cara WNI di Australia Dukung KPK
Menurut Heri, 100 hari ini makin membuktikan bahwa KIH seperti tidak siap melihat pergerakan politik pemerintahan yang jalankan oleh Jokowi dalam memimpin pemerintahan.
"Dalam konteks ini saya melihat ada beberapa alasan. Pertama, bisa saja Jokowi sudah mulai meninggalkan partai pengusung dan lebih mempercayai orang-orang dekatnya," papar Heri.
BACA JUGA: 55 Jenazah Korban AirAsia Teridentifikasi, Tersisa 15 Jasad Lagi
Kedua, lanjut Heri, koordinasi dan komunikasi KIH dan Presiden lemah karena struktur koalisi dan aturan main tidak disusun secara jelas.
"Sehingga dalam perjalanan kehilangan kendali," tegas Heri.
Ketiga, Heri melanjutkan, bisa saja polemik ini dimanfaatkan oleh orang-orang dalam KIH yang tidak puas dengan keputusan-keputusan Jokowi mulai penentuan kabinet sampai saat ini untuk menyerang sang presiden.
Menurut dia, ini potensi konflik yang luas. Jika Jokowi tidak hati-hati bisa kehilangan dukungan politik.
"Nah akibatnya bisa berbahaya dan pintu pemakzulan bagi Jokowi," tegas doktor muda ilmu komunikasi itu.
Dia mengingatkan, jangan anggap enteng situasi ini. Jika KIH marah khususnya PDI Perjuangan dan bermanuver maka berbahaya. Apalagi sumbu kecemburuan politik PDI Perjuangan terhadap Partai NasDem yang lebih dominan sudah mengemuka ke publik.
"Saya melihat Jokowi baru merasakan bahwa sulitnya panggung politik nasional. Dan ternyata berat menghadapi pergerakan politik nasional yang sangat cepat berubah," ungkapnya.
Dengan situasi sekarang, tidak akan mungkin Presiden hanya didukung publik, tanpa didukung oleh kekuatan politik. Maka itu, presiden Jokowi harus merubah 360 derajat cara menghadapi partai dan membengun soliditas di KIH.
"Khususnya dengan PDI Perjuangan sebagai partai utama yang mengusungnya," pungkas Heri. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jenazah Korban AirAsia Teridentifikasi Lewat Pelat di Tulang Selangka
Redaktur : Tim Redaksi