jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi memprediksi, elektabilitas Joko Widodo akan tetap unggul dibanding Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
Bahkan jika Gerindra berkoalisi dengan Partai Demokrat dan memunculkan pasangan Prabowo-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Jokowi masih akan tetap unggul.
BACA JUGA: Pak Jokowi Sering Blusukan di Jakarta, Kok Gubernur Gak Ada?
"Andai juga PDIP bergandengan dengan Demokrat mengusung Jokowi-AHY, melawan duet Prabowo-Anies Baswedan dengan diusung Gerindra-PKS, saya kira yang menang tetap Jokowi," ujar Ari Junaedi kepada JPNN, Senin (19/2).
Ari memperkirakan, dukungan terhadap Prabowo berada di kisaran maksimal 45 persen dari total pemilih. Sementara Jokowi minimal menyentuh angka 55 persen.
BACA JUGA: Sepakat! Prabowo Capres, Bukan Cawapres Pendamping Jokowi
"Kenapa minimal, karena dukungan pada Jokowi sepertinya akan semakin membesar seiring rampungnya proyek-proyek infrastruktur yang diapresiasi oleh rakyat Indonesia," ucap Ari.
Meski demikian, pengajar di Universitas Indonesia ini memprediksi Prabowo tetap akan maju sebagai penantang Jokowi. Karena adagium yang menyebut, caleg Gerindra bakal mengalami kerugian jika Prabowo tidak dimajukan sebagai capres di 2019, mengandung kebenaran.
BACA JUGA: Fadli Zon dan Fahri Hamzah Layak jadi Cawapres, Anda Setuju?
Apalagi Prabowo telah menjadi endoser bagi raihan suara para caleg Gerindra yang maju.
"Bagi saya, memajukan Prabowo atau Anies Baswedan sebagai capres Gerindra, tetap akan sulit melawan Jokowi. Fenomena Jokowi di 2019 sama seperti SBY di 2009. Istilah mudahnya, berpasangan dengan sendal jepit pun Jokowi masih akan menang melawan Prabowo," pungkas Ari. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ingat ya, Anies Baswedan Bukan Kader Gerindra
Redaktur & Reporter : Ken Girsang