jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai, deklarasi Koalisi Aksi menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang digagas Din Syamsuddin dan sejumlah tokoh lainnya, bukan solusi yang tepat.
Ari mengemukakan pandangannya, karena permasalahan terberat yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah pandemi virus Corona (COVID-19).
BACA JUGA: Cerita Josua Soal Benda Angkasa yang Jatuh Menghantam Rumahnya
Permasalahan tersebut juga dihadapi negara-negara lain di dunia. Bahkan, hampir tidak ada negara yang kuat menghadapinya.
"Tidak ada negara yang kuat menghadapi wabah corona, namun deklarasi KAMI pun bukan solusi yang tepat," ujar Ari kepada jpnn.com, Selasa (4/8).
BACA JUGA: Info Terkini dari Polisi Soal Misteri Sosok Kepala Bertutup Kain Putih Bisa Menghilang
Dosen di Unviversitas Indonesia ini juga mengaku secara objektif menilai, langkah-langkah yang diambil pemerintah sampai saat ini masih berada di jalur yang tepat.
"Secara obyektif saya melihat pemerintahan saat ini masih on the track. Walau kita menderita hajaran dampak Covid-19, namun arah recovery bangsa sudah terlihat," ucapnya.
BACA JUGA: Denny Siregar Kaitkan Deklarasi KAMI oleh Din Syamsuddin dengan Pilpres 2024
Pembimbing program doktoral pada pascasarjana Universitas Padjajaran ini kemudian menyarankan, semua pihak sebaiknya bersatu padu, termasuk tokoh-tokoh yang mendeklarasikan KAMI.
"Sebaiknya seluruh komponen bersatu padu untuk mencegah penularan wabah covid," katanya.
Ari mengutarakan imbauannya, karena ada kesan gerakan yang dilakukan sebagian tokoh bangsa, hanya tampil agar 'asal beda'.
"Saya kira hal itu tidak menarik simpati dukungan dari masyarakat. Publik masih mencatat kiprah mereka di masa-masa lalu," ucapnya.
BACA JUGA: Bocah Perempuan yang Tewas Terbakar Itu Ternyata Korban Pembunuhan Sadis, Begini Kronologinya
Untuk diketahui, sejumlah nama lain juga hadir pada deklarasi KAMI selain Din Syamsuddin. Antara lain, Rocky Gerung, Refly Harun, Ichsanuddin Noorsy, Abdullah Hehamahua hingga Muhammad Said Didu.(gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang