jpnn.com - Pengamat ekonomi Yustinus Prastowo meyakini revolusi e-commerce 4.0 tidak akan mematikan toko offline seperti yang ramai diperkirakan.
Menurut dia, revolusi tersebut justru mengintegrasikan toko offline dengan e-commerce. “Tidak benar e-commerce 4.0 akan meniadakan offline, tetapi mengintegrasikan,” kata Yustinus dalam keterangan pers yang diterima redaksi, Rabu (20/2).
BACA JUGA: 1 Startup Indonesia Bakal Naik Kelas Jadi Unicorn
Yustinus mengungkap hal tersebut dalam diskusi bersama Ipsos Indonesia “E-commerce 4.0 What’s Next” di Jakarta, Selasa (19/2).
Sejak pertama muncul, e-commerce (penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik) terus berkembang. Ipsos Indonesia mencatat platform e-commerce di Indonesia sudah ada pada era 1990-an. Salah satu pelopor pada e-commerce 1.0 tersebut adalah Indonet.
BACA JUGA: Pasar idEA 2019 Akan Hadirkan 250 Penjual Online
Menurut Yustinus, saat itu e-commerce berupa katalog elektronik berupa harga dan deskripsi produk. Pemain lainnya, Bhinneka muncul pada era berikutnya e-commerce 2.0.
Karakteristik e-commerce saat ini menjadi kanal resmi untuk mendatangkan pendapatan bagi perusahaan. E-commerce menggandeng banyak pihak untuk masuk ke platform mereka.
BACA JUGA: Fadli Zon Sebut Prabowo Pengin Unicorn Tak Jual Barang Impor
Memasuki era 4.0, banyak kekhawatiran e-commerce akan menggantikan toko fisik melihat situasi saat ini. "E-commerce 4.0 itu justru kolaborasi,” tutur Yustinus.
Dia mencontohkan kolaborasi tersebut yakni antara toko online dengan toko offline atau online to offline. "Misalnya, berbelanja melalui platform online kemudian mengambil barang langsung di toko fisik terdekat," pungkasnya. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggapan Unicorn jadi Penyebab Dana Lari ke Luar Negeri Dinilai Salah Kaprah
Redaktur : Tim Redaksi