Pengamat: Ganti Kurikulum, Cara Gampang Serap Anggaran

Kamis, 18 Agustus 2016 – 15:55 WIB
Siswa SD. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA--‎Bukan hal baru lagi bila setiap ganti menteri, kebijakannya juga berubah. Demikian pula dengan pergantian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), hampir selalu diikuti dengan ganti kurikulum. 

Menurut Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji, perubahan kebijakan itu hanya untuk kepentingan penyerapan anggaran saja.

BACA JUGA: 71 Tahun Merdeka, Indonesia Belum Cerdas, Ini Buktinya

"Setiap pergantian Mendikbud‎ pasti ada perubahan kurikulum. Padahal kalau ditelaah, isinya itu-itu saja, cuma covernya saja yang berubah," kata Indra, Kamis (18/8).

Pergantian kurikulum, menurut Indra, program paling gampang, tapi paling besar menyerap anggaran. Demikian juga pelaksanaan ujian nasional (UN). 

BACA JUGA: Para Guru Gloria Natapradja Hamel Gelar Syukuran

"Kedua program ini paling sering diutak-atik karena pelaksanaannya gampang, anggaran yang terserap paling besar," sergahnya.

Indra menambahkan, mestinya siapapun yang terpilih menjadi Mendikbud harus kaya program karena anggaran yang harus dikelola puluhan triliunan rupiah. Program yang dilaksanakan bukan sekadar ganti cover dan sekadar menghabiskan anggaran.

BACA JUGA: Saatnya UU Guru dan Dosen Direvisi

Dia mencontohkan kurikulum 2013 versi Anies Baswedan‎. Setelah ditelaah ternyata mirip dengan versi Muhammad Nuh. Padahal anggaran yang digunakan untuk revisi K-13 sangat besar. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah 10 Kampus Terbaik di Indonesia, Ada yang Melorot


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler