Pengamat Ingatkan Jokowi Cermat Memilih Menteri Ekonomi

Sabtu, 19 Oktober 2019 – 13:51 WIB
Presiden Jokowi. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Penetapan Joko Widodo sebagai Presiden RI di periode kedua tinggal menunggu hari. Ada segudang persoalan, terutama menyangkut masalah ekonomi yang belum mampu dituntaskan Jokowi.  Misalnya, utang luar negeri yang mencapai USD 393,5 miliar atau setara Rp 5.500 triliun (kurs Rp 14.000 per USD).

Pengamat politik Ray Rangkuti mengatakan Presiden Jokowi harus cermat memilih menteri yang punya komitmen kuat untuk menekan utang luar negeri. Bukan malah mempertahankan menteri yang berpaham neoliberal yang gemar berutang dengan bunga yang sangat tinggi.

BACA JUGA: Selama Ikut Jokowi, Ini yang Paling Membuat Luhut Panjaitan Kesal

Selain itu, kata dia, Jokowi juga perlu memiliki menteri di sektor ekonomi yang punya konsep serta teruji. Dengan demikian diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak stagnan di angka lima persen seperti yang terjadi saat ini.

Apalagi janji kampanye Jokowi adalah menggenjot perekonomian bisa merangsek ke level tujuh persen.

BACA JUGA: Ssstt...Novel Baswedan Titipkan Dokumen Penting untuk Pak Jokowi Sebelum Pelantikan Presiden

"Saya melihat kriteria tersebut ada pada sosok ekonom senior Rizal Ramli. Dia mampu membuat ekonomi Indonesia tidak begini-begini saja. Dia punya jurus-jurus mumpuni dalam mencari cara keluar dari krisis. Dia tidak text book, sehingga ada peluang ekonomi tidak terdikte dan mampu tumbuh lebih pesat," kata Ray. 

Menurutnya, Rizal mampu mengatasi ancaman ekonomi Indonesia yang bakal turun  di angka empat persen sebagaimana disampaikan para analis.

BACA JUGA: Soal Jatah Menteri, RPI: Jangan Merasa Paling Berkeringat

Selain itu, Menko Ekuin era pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid dan mantan penasihat ekonomi Perserikatan Bangsa Bangsa itu juga bisa mewujudkan pembangunan dengan tidak lagi mengandalkan utang.

"Dia punya riwayat panjang mengelola ekonomi, cukup berhasil kan waktu itu. Faktanya saat era pemerintahan Gus Dur pertumbuhan ekonomi dari minus tiga persen bisa terdongkrak menjadi positif 4,5 persen," paparnya.

Ray menegaskan, kehadiran Rizal di kabinet tidak jadi persoalan. Menurutnya, Rizal bisa menjadi wakil dari kelompok Gerindra, karena pada saat pilpres lalu dia adalah think tank utama capres yang juga Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Dia bisa mewujudkan cita-cita Prabowo yang ingin ekonomi melesat hingga dua digit," tukas  Ray.

Selain itu, kehadiran Rizal di kabinet adalah jawaban atas gagasan besar Trisakti dan Nawa Cita di bidang ekonomi yang menekankan kedaulatan dan kemandirian bangsa.

"Kehadirannya di kabinet mewakili ekonom-ekonom anti neoliberal," pungkas Ray. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler