Pengamat Ingatkan soal Phobia Cikeas

Minggu, 10 Februari 2013 – 08:18 WIB
JAKARTA - Pengamat politik Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Barkah Pattimahu menyindir Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang telah mengambil alih kepemimpinan DPP PD dari Anas Urbaningrum. Menurut Barkah, langkah itu menunjukkan kekhawatiran SBY yang berlebihan terhadap membesarnya nama Anas.

"Jadi, ini bukan soal penurunan elektabilitas partai. Tapi, lebih kepada personalitas anas," kata Barkah, saat dihubungi, Sabtu (9/2).

Barkah menyebut langkah politik SBY itu justru sangat berbahaya bagi kelangsungan mekanisme partai. Sebab, langkah itu membuat PD tidak akan tumbuh di alam demokrasi yang sehat tapi justru menempatkan partai pemenang Pemilu 2009 itu selalu berada dalam bayangan kekuatan SBY

"Siapapun nantinya kader terbaik Demokrat yang muncul akan menjadi "phobia cikeas", ketika terdapat kecurigaan yang berlebihan kalau kader itu akan menguangi peran Cikeas," sentilnya.

Dia juga mengkritik ambivalensi sikap politik SBY. Sebab di satu sisi, SBY sebagai kepala pemerintahan meminta para menteri meningkatkan kinerjanya di pemerintahan dan tidak mengurus politik.

Tapi, pada sisi lain SBY secara langsung menyibukkan diri dengan urusan politik Partai Demokrat. "Partai Demokrat akan turun citranya di mata publik dengan sikap dan langkah politik SBY," tandas Barkah.

Seperti diketahui, sebelumnya SBY menggelar rapat terbatas bersama anggota Majelis Tinggi PD, Ketua Fraksi PD, Wakil Komisi Pengawas dan para Menteri PD di Cikeas, Jumat (8/2) malam. Rapat terbatas tersebut membahas upaya penyelamatan partai sekaligus posisi Anas sebagai Ketua Umum PD.

Hasilnya, PD berniat melakukan penataan dan pembersihan di lingkungan internal partai, sebelum fokus pada pemilu 2014 mendatang. SBY juga mengambil-alih peran Anas sebagai Ketua Umum PD. Dia meminta Anas memfokuskan diri pada masalah dugaan korupsi yang tengah membelitnya.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anas Masih Lantik Pengurus Daerah

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler