Pengamat Ini Punya Analisis Menarik soal Surat Terbuka Kedua Irjen Napoleon

Rabu, 06 Oktober 2021 – 22:24 WIB
Irjen Napoleon Bonaparte menulis surat terbuka kedua setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap Muhammad Kece. Ilustrasi Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ahli Psikologi Forensik Reza Indragiri menanggapi Irjen Napoleon Bonaparte yang telah membuat surat terbuka untuk kedua kalinya.

Dalam surat itu, Irjen Napoleon mengaku menerima nasib karena terbelenggu seragam.

BACA JUGA: Isi Lengkap Surat Terbuka Kedua Irjen Napoleon, Hari Ini Aku Berteriak!

"Sebenarnya selama ini saya sudah mengalah dalam diam karena terbelenggu seragamku untuk tutup mulut dan menerima nasib apa pun yang mereka tentukan," tulis eks Kadiv Hubinter Polri dalam suratnya, Rabu (6/10).

Reza mengatakan bahwa hukum di Indonesia bekerja berdasarkan asas pembuktian.

BACA JUGA: Polisi Ungkap Motif Siswa SD yang Tewas Usai Tenggak Racun, Sungguh Menyayat Hati

Oleh karena itu, segala pengakuan, klaim, keterangan Napoleon harus bisa dibuktikan di persidangan.

"Selama tidak didukung bukti, maka perkataan ya tetap sebatas perkataan," kata Reza kepada JPNN.com, Rabu (6/10).

BACA JUGA: Divonis Mati, 4 Terdakwa Penyelundup Narkoba Pikir-Pikir Soal Banding

Reza menambahkan bahwa apabila segala perkataan dan pengakuan itu bisa dibuktikan, maka seluruh orang yang terlibat dalam suatu kasus bisa terungkap.

"Kalau bisa dibuktikan, segala perkataan itu memungkinkan berlangsungnya kerja hukum secara lebih menyeluruh," ujar Reza.

"Apalagi jika kasus yang disidang adalah pidana terencana yang terorganisasi (bukan pelaku sendirian), maka bisa terkuak siapa eksekutor, siapa mastermind, siapa fasilitator, dan para konspirator lainnya," sambung Reza.

Adapun terdapat empat poin penting yang disampaikan Napoleon dalam surat terbuka keduanya itu, yakni:

1. Hari ini aku berteriak, aku bukan koruptor seperti yang dibilang pengadilan sesat itu.

2. Hari ini aku tunjukkan kepadamu bukti nyata itu, yaitu pengakuan orang yang diperalat untuk menzalimiku demi menutupi aib mereka.

3. Namun, tirani ini memang tak mengenal batas, bahkan telah berani melecehkan akidahku melalui mulut-mulut kotor itu.

4. Ini saatnya untuk bangkit, menyatakan yang benar itu benar dan yang salah itu salah, apa pun resikonya.

BACA JUGA: Identitas Mayat Wanita Tanpa Busana di Kolam Renang Hotel Itu Terungkap, Ternyata

Surat itu langsung ditandatangani Irjen Napoleon Bonaparte dan dibenarkan oleh kuasa hukumnya. (cr1/jpnn)


Redaktur : Budi
Reporter : Dean Pahrevi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler