jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai sudah tidak memerlukan legitimasi kekuasaan lagi. Karena itu, kemungkinan besar tidak akan ikut bertarung lagi pada pemilihan Ketua Umum Golkar yang baru, pasca Setya Novanto ditahan KPK dalam perkara dugaan korupsi proyek Kartu Tanda Penduduk Elektronik (E-KTP).
"Melihat usia dan energi yang dimiliki saat ini, saya rasa JK akan memilih menjadi pandito. Ia sudah tidak memerlukan legitimasi kekuasaan lagi," ujar pengamat politik Ari Junaidi kepada JPNN, Senin (20/11).
BACA JUGA: Mereka yang Bergembira Papa Novanto Dijerat KPK
Ari kemudian membeberkan sejumlah perjalanan karir politik Jusuf Kalla. Antara lain, pernah menjadi menteri di era Presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri.
“JK juga sudah pernah memimpin Golkar dan bahkan punya rekor menjadi RI-2 di masa kepemimpinan dua presiden. Yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo," ucapnya.
BACA JUGA: Fayakhun: Stok Pemimpin Berkualitas Sangat Banyak di Golkar
Menurut Ari, JK sepertinya menyadari tidak ada peluang baginya untuk maju menjadi RI-1 maupun RI-2 pacapemilu 2019 mendatang. Karena itu iming-iming menempati posisi ketua umum Golkar menjadi tidak menarik lagi.
"Faktor usia juga sangat tidak memungkinkan. Jadi saya kira JK tidak akan maju sebagai calon presiden maupun ketua umum Golkar yang baru," pungkas Ari.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Novanto Belum Dipecat dari Ketua DPR, Ini Alasannya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setya Novanto Rela Lepas Jabatan Ketua DPR dan Ketum Golkar
Redaktur & Reporter : Ken Girsang