Pengamat: Makin Oligarki, Golkar akan Berbahaya

Rabu, 02 Mei 2012 – 14:16 WIB
JAKARTA - Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI), Profesor Iberamsyah mengatakan Oligarki atau penguasaan sekelompok kecil elit di partai politik, menjadi kecenderungan yang merisaukan kehidupan politik di tanah air. Begitu juga oligarki di Golkar yang dipimpinan Aburizal Bakrie atau Ical, akan membahayakan Golkar.

“Kenapa? Sebab Ical merasa paling benar dan paling berhak memutuskan sesuatu, termasuk proses pencalonan presiden di partainya,” kata Iberamsyah di Jakarta, Rabu (2/5).
 
Menurut Ibramsyah, hal itu bisa dilihat dari makin ngototnya Ical untuk segera ditetapkan sebagai capres Golkar dengan cara mempercepat rapat pimpinan nasional khusus (Rapimnasus) pada Juni-Juli mendatang.

Untuk itu, imbuh dia, kader Golkar yang masih jernih berpikir berkewajiban mengingatkan bahwa oligarki yang ditujukan untuk kepentingan kelompok kecil elite dengan figur utama Ical akan merontokan predikat Golkar sebagai partai yang demokratis.
 
“Saya sangat menyayangkan sikap Ical yang makin ngotot dan tidak mempedulikan potensi tokoh lain di Golkar. Jika Ical hebat dan punya elektabilitas di internal Golkar, pasti dia akan terpilih, tapi secara demokratis, bukan dengan cara pemaksaan yang akan dilegitimasi di forum Rapimnasus,” ujarnya.

Apalagi kata Iberamsyah, Ical mulai panik dengan mengancam akan memecat pengurus daerah seperti Muntasir dari Aceh. Sikap ini justru memperlihatkan Ical tidak percaya diri.

“Cara-cara seperti itu hanya akan membuka peluang konflik lebih besar dan akan dijauhkan kader dan pimpinan daerah. Masak mau maju capres malah memperbanyak musuh di dalam,” kata dia lagi.

Menyinggung tingkat elektabilitas Ical, Iberamsyah mengungkapkan bahwa dalam banyak survey, termasuk survey yang dilakukan lembaga yang dipimpinnya, elektablitas Ical kalah dengan Jusuf Kalla. Bekas Wapres itu justru menempati peringkat pertama.

”Lembaga kami Pusat Kajian Pembangunan Sosial di FISIP UI sudah dua kali melakukan survey. Hasilnya, Jusuf Kalla tertinggi, baru disusul Ical dan tokoh lain,” ungkap Iberamsyah.

Menurutnya, nama JK dan Ical itu berada di urutan teratas karena kedua tokoh ini yang sudah menyatakan siap sebagai capres. Selain itu, kedua tokoh itu juga sudah berusaha serta menggalang berbagai dukungan untuk pencalonannya.

Iberamsyah juga mengimbau semua pimpinan Golkar untuk mengkaji ulang penetapan Ical sebagai capres pada Rapimnasus mendatang. Lebih baik merapatkan barisan membahas mekanisme yang lebih mengadopsi semua kepentingan, baru dilakukan penetapan capres Golkar.
 
“Penetapan yang tergesa-gesa dan mengabaikan suara Dewan Pertimbangan dan juga suara DPD II, hanya akan merugikan dan menjerumuskan Ical dalam kekalahan. Masih ada kesempatan untuk mengubah keinginan mencapreskan segera,” tegas Iberamsyah. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PDIP Sayangkan RE Nainggolan Ancang-ancang Independen

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler