jpnn.com, JAKARTA - Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan menyebut kebijakan Pertamina dalam menaikan harga BBM dinilai sudah tepat.
Menurut Mamit, jika tidak dinaikan Pertamina akan berpotensi merugi karena memiliki selisih yang cukup besar sebelum dinaikan.
BACA JUGA: Pertamina Menaikkan Harga 3 BBM Nonsubsidi, Mulai Berlaku 12 Februari, Ini Daftarnya
Sebelumnya, PT Pertamina Patra Niaga melakukan penyesuaian harga tiga produk bahan bakar minyak atau BBM nonsubsidi.
Pejabat Sementara Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan ketiga BBM nosubsidi itu adalah Pertamax Turbo, Pertamina Dex, dan Dexlite.
BACA JUGA: Update Terbaru Harga BBM Pertamina, Shell, dan Vivo
Harga baru ketiga produk ini sudah berlaku mulai 12 Februari 2022.
“Secara keekonomian sudah jauh di bawah sehingga menyebabkan selisih. Artinya, Pertamina masih menanggung kerugian,” ungkap Mamit, Kamis (17/2).
BACA JUGA: Ingat! Tak Pakai BBM Rekomendasi Pabrikan, Garansi Kendaraan Bisa Hangus
Selain itu, Mamit mengatakan Pertamax Turbo, Pertamina Dex dan Dexlite merupakan BBM dengan RON dan Cetane Number (CN) tinggi.
Mamit menyebutkan penggunanya adalah kendaraan baru dan kendaraan mewah, maka sudah seharusnya tidak disubsidi oleh Pemerintah atau Pertamina.
Di samping itu, penyesuaian harga BBM nonsubsidi ini mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas.
Diketahui harga minyak mentah Indonesia atau ICP per Januari 2022 telah mencapai USD 85 per barel atau naik sekitar 17 persen dari indeks bulan sebelumnya.
Produk Pertamax Turbo (RON 98) kini dijual Rp 13.500 per liter, Pertamina Dex (CN 53) menjadi Rp 13.200 per liter, dan Dexlite (CN 51) menjadi Rp 12.150 per liter untuk wilayah DKI Jakarta atau daerah dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) 5 persen.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu