Pengamat: PDIP Paling Siap Menghadapi Pileg dan Pilpres 2019

Senin, 03 Desember 2018 – 23:38 WIB
Bendera PDIP. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pemilu 2019 merupakan Pemilu terberat. Pasalnya, Pemilu legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) dilaksanakan secara serentak pada 17 April 2019 mendatang.

Dengan kondisi tersebut, membuat partai politik harus memilih apakah ingin menang di Pileg atau berkonsentrasi di Pilpres.

BACA JUGA: Penggemar Soeharto Laporkan Wasekjen PDIP ke Bareskrim Pori

Pengamat Politik Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Jakarta, Ujang Komaruddin mengatakan partai politik (parpol) sedang galau menentukan apakah akan fokus di Pileg atau Pilpres. Sebab, bila kalah dalam pertarungan dua ajang tersebut maka parpol akan terkubur akibat ulah mereka sendiri.

“Pemilu serentak telah memecah konsentrasi parpol. Jika sibuk di Pilpres maka Pileg akan terbengkalai dan kalah. Jadi pilihan Pileg adalah pilihan rasional dan wajar,” ujar Ujang dalam keterangannya, Senin (3/12).

BACA JUGA: Tekad Kapitra Buktikan Habib Rizieq Tak Ditaati Umat Islam

Menurut Ujang, partai yang galau, biasanya datang dari partai-partai yang tergabung di kubu oposisi (Prabowo-Sandi) seperti PAN, Demokrat dan PKS. Alasannya, selain logistik yang kurang, juga akses kekuasaan juga hilang.

“Hanya Gerindra yang semangat di Pilpres dan oke di Pileg. Jika pun di Pilpres kalah, Gerindra sudah masuk dan menerobos masuk dua besar teratas calon partai pemenang Pemilu legislatif 2019,” katanya.

BACA JUGA: Danny Pomanto Beber Alasan Mantap Dukung Joko Widodo

Selain itu, kata Ujang, PDIP juga sangat optimis menatap Pileg dan Pilpres serentak 2019. Keduanya wajib dimenangkan. Kalah di salah satunya merupakan kerugian.

“Jadi harus menang keduanya. Menang di Pileg menjadi enak dan menang di Pilpres juga menjadi asyik. Kemenangan di Pileg dan Pilpres harus diperjuangkan dan diusahakan,” tandasnya.

Ujang meminta PDIP harus belajar dari Pileg 2014. Walaupun berhasil menjadikan kadernya Jokowi menjadi Presiden RI ke-7 dan menjadi pemenang Pemilu di 2014, namun partai moncong putih itu tidak mendapatkan kursi Ketua DPR RI.

“Kursi Ketua DPR diambil oleh Partai Golkar yang suaranya berada di bawahnya,” ujarnya.

PDIP, kata dia tentu tidak mau hal tersebut terjadi lagi di Pemilu 2019 nanti. Menang di Pileg. Artinya harus menguasai dan menduduki, bahkan harus merebut kursi Ketua DPR RI dan menang di Pilpres artinya akan semakin banyak lagi kader-kadernya yang akan mengisi kabinet Jokowi-Ma’ruf.

“Kemenangan di Pileg dan Pilpres akan mengokohkan PDIP, sebagai partai yang mendapat amanah dan mandat rakyat Indonesia, untuk memimpin dan mengurus negara hingga lima tahun ke depan. Jangan sampai disia-siakan amanah yang sedang, telah, dan akan diberikan,” pesan dia.

Ujang menuturkan PDIP merupakan partai yang konsen terhadap nasib wong cilik. Jika di 2019 menang lagi, tentu jangan sampai melupakan wong cilik tersebut. Realisasikan dan implementasikan janji yang sudah dan sedang diberikan. Jaga kepercayaan rakyat, niscaya kemenangan akan datang dan menghampiri.

Jika dilihat dari hasil survey terbaru, kata Ujang PDIP patut berbangga. Namun juga harus tetap rendah hati. Karena partai tersebut diprediksi akan menjadi juara dan selalu teratas dalam hasil survei di beberapa lembaga survei.

“Artinya rakyat masih menginginkan PDIP menang dan berkuasa. Namun jika berkuasa, jangan sampai lupa. Jangan sampai lupa kepada rakyat yang sudah memilihnya,” harap dia.

Bagi PDIP, kata dia, Pileg yes dan Pilpres juga yes. Pileg dan Pilpres harus diperjuangkan. Keduanya harus ditaklukan dan dimenangkan. Sebab, kemenangan keduanya merupakan keniscayaan.

“Kemenangan akan memuluskan PDIP, dalam merealisasikan dan mengimplementasikan Indonesia hebat. Indonesia jaya, Dan Indonesia sejahtera, adil, dan makmur,” pungkasnya.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ziarah di Makam Wali, Sandi Amati Geliat Ekonomi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler