jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dan hukum dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta Saiful Anam menyanyangkan sikap Dewan Pengawas (Dewas) TVRI yang memecat Direktur Utama TVRI Hemly Yahya. Bahkan, dia meminta agar pemecatan itu ditelusuri motifnya.
“Perlu ditelusuri apakah ada motif di balik itu. Apakah ada persaingan bisnis atau apa yang melandasinya," kata Saiful Anam dalam keterangan persnya, Selasa (4/2).
BACA JUGA: Helmy Yahya: Kami Mendapatkan Kejutan, Saya Katakan Rezeki Anak Saleh
Diketahui, Dewas TVRI telah memecat Helmy Yahya melalui surat Dewas TVRI No 8/Dewas/TVRI/2020. Bahkan, Dewas TVRI kini sedang mencari sosok pengganti Helmy Yahya sebagai Dirut TVRI.
Saiful juga mempertanyakan, apakah ada maksud terselubung Dewas untuk mengkebiri TVRI.
BACA JUGA: Dewas TVRI Jelaskan Kronologi Pemecatan Helmy Yahya
"Karena TVRI, adalah media penyiaran yang sangat strategis, jangkauannya sampai ke pelosok Tanah Air. Di mana masyarakat di daerah terpencil hanya dengan mempergunakan antene biasa dapat menangkap siaran TVRI,” tuturnya.
Saiful meminta agar dilakukan investigasi terhadap orang-orang yang duduk di Dewas TVRI.
BACA JUGA: TNI Kirim Pasukan Bantu Penanganan Karhutla ke Australia
"Harus diteluri motifnya apa dan siapa-siapa sih orang-orang yang kini duduk sebagai Dewas TVRI ini," kata dia.
Menurut Saiful, pembentukan tim yang dibentuk Dewan Pengawas Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI untuk menyeleksi calon direktur baru sebagai pengganti Helmy Yahya kurang tepat. Karena, kata dia, Komisi I DPR RI tengah menyelesaikan kasus pemecatan Helmy Yahya itu.
“Komisi l kan saat ini tengah menangani kasus ini, baik Dewas, Direksi dan Dirut (Direktur Utama) Helmy Yahya telah dipanggil kesana. Lebih baik kita tunggu saja hasil dan rekomendasi DPR nya apa," kata Saiful.
Dia menilai langkah pembentukan tim untuk pencari pengganti Helmy Yahya terkesan terburu-buru.
"Ini kan sudah masuk proses politik di DPR. Kita hormati dulu proses disana," jelasnya.
Dia menyebut, langkah hukum Helmy Yahya yang mengajukan gugatan ke Pengadilan karena tidak terima dirinya dipecat merupakan langkah tepat.
"Itu jalan yang legal. Biar terbukti semuanya di pengadilan, siapa yang salah dan benar," ujarnya.
Saiful curiga, pembentukan tim itu sengaja dibuat dengan maksud melancarkan agenda "terselubung".
"Tidak perlu buru-buru mencari pengganti Helmy Yahya. Saya curiga ada maksud tertentu dibalik ini semua," pungkas Saiful Anam.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich