jpnn.com, JAKARTA - Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji menilai mata pelajaran (mapel) di jenjang SMP dan SMA sudah kadaluwarsa. Mapelnya tidak sesuai dengan kebutuhan zaman sehingga perlu dirombak.
"Usulan mengurangi jumlah atau menggabungkan mapel sah-sah saja. Namun, usulan itu harus ada kajiannya, jadi enggak asal sebut angka lima atau enam," kata Indra kepada JPNN.com, Jumat (8/11).
BACA JUGA: Mendikbud: Satu Guru Harus Ajar Dua Mata Pelajaran
Dia menyebutkan, jumlah 14 mapel SMP dan 15 untuk SMA terlalu banyak. Padahal mapel tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan zaman.
Menurut Indra, mapel untuk SMP/SMA cukup satu saja yaitu STEAM (Science Technology Engineering Art Mathematics). Jadi semua mapel diintegrasikan dalam satu mapel STEAM. Nanti ada STEAM bioteknologi, digital, dan lainnya.
BACA JUGA: Sempat Dihilangkan, TIK Kembali Masuk di Mata Pelajaran
"Kalau seperti sekarang kan anak-anak disuguhkan dengan mapel yang banyak tetapi tidak mereka perlukan saat masuk dunia kerja," ujarnya.
Sebelum menerapkan mapel STEAM, lanjut Indra, kompetensi guru harus disiapkan. Mereka harus menguasai STEAM sebelum mengajarkannya kepada siswa.
BACA JUGA: Indra Charismiadji: 97,5% Guru tak Paham Teknologi Informasi
Dalam pertemuan dengan Mendikbud Nadiem Makarim, Ketum Ikatan Guru Indonesia M Ramli Rahim mengusulkan, jumlah mapel di SMP menjadi maksimal lima dengan basis utama pembelajaran pada Coding. Di SMA menjadi enam mapel tanpa penjurusan lagi. Mereka yang ingin fokus pada keahlian tertentu dipersilakan memilih SMK.
"Pengurangan mapel ini sebaiknya ditentukan lewat proses sehingga tidak ada penghapusan tetapi penggabungan mata pelajaran kecuali bahasa inggris yang harus tuntas di SD tetapi digunakan di SMP dan SMA, dan seterusnya," kata Ramli yang dihubungi terpisah. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad