jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik J Kristiadi menyarankan kader-kader Golkar pemilik suara di musyawarah nasional (munas) yang akan datang benar-benar cermat dalam memilih calon ketua umum. Menurutnya, para kader Golkar semestinya bisa membaca keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tentang perlunya partai berlambang beringin itu memiliki ketua umum yang bisa menjaga rasa saling percaya.
"Presiden Jokowi pasti menginginkan yang seperti itu. Dia tak nyaman dengan orang yang tak memenuhi kriteria tersebut," ujar Kristiadi saat dihubungi, Senin (29/2).
BACA JUGA: Besok, Mas Tjahjo Pimpin Upacara di Simpang Lima
Peneliti senior di Center for Strategic and International Studies (CSIS) itu juga mengingatkan agar munas Golakr bisa berlangsung transparan. Salah satunya adalah transparansi tentang pemilik suara di munas yang berhak memilih calon ketua umum.
Ia justru ragu munas Golkar yang akan datang bisa menjadi solusi konflik jika sudah ada rekayasa tentang pemilik suara dari DPD I (pengurus tingkat provinsi) dan DPD II (pengurus tingkat kabupaten/kota). “Jangan-jangan ada yang membentuk kepengurusan DPD I dan II tersendiri untuk kepentingan munas,” katanya.
BACA JUGA: Cedera ACL, Begini Penanganan Modernnya
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo pernah mengungkapkan kekesalannya ketika namanya diduga dicatut untuk kepentingan perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia. Dari rekaman pertemuan antara politikus Golkar Setya Novanto, pengusaha M Riza Chalid dan Maroef Sjamsoedin terungkap adanya pembicaraan tentang Jokowi.
Pada pembicaraan terungkap soal Novanto yang kala itu masih menjadi ketua DPR menyebut Jokowi sebagai presiden koppig alias keras kepala.Akhirnya Jokowi pun berang.(ara/JPNN)
BACA JUGA: Tanggapi Santai Warning Australia, Bang Yos: Itu Bukan Barang Baru
BACA ARTIKEL LAINNYA... Didampingi Sang Istri, Ustadz Guntur Gencar Berdakwah
Redaktur : Tim Redaksi