Pengamat Sebut Airlangga Masih Sosok yang Paling Tepat Menjadi Ketum Golkar

Selasa, 09 April 2024 – 07:11 WIB
Pengamat dan analis politik Hendri Satrio menilai figur ideal calon ketua umum pada Musyawarah Nasional (Munas) Golkar Desember 2024 mendatang adalah Airlangga Hartarto. Foto: Golkar.

jpnn.com, JAKARTA - Setelah sukses terpilih bersama Prabowo Subianto pada Pilpres 2024, Gibran Rangkabuming Raka kini mulai disebut-sebut sebagai calon Ketua Umum DPP Partai Golkar.

Namun, tidak sedikit pihak yang menolak wacana tersebut, karena Gibran bukan kader dan pengurus Golkar.

BACA JUGA: Pengajian Al-Hidayah dan Himpunan Wanita Karya Dukung Airlangga

Pengamat dan analis politik Hendri Satrio menilai figur ideal calon ketua umum pada Musyawarah Nasional (Munas) Golkar Desember 2024 mendatang adalah Airlangga Hartarto.

Sebab, kepemimpinan Airlangga saat ini cukup sukses memimpin dan membesarkan Golkar.

BACA JUGA: Penjelasan Airlangga di MK Dinilai Logis

"Airlangga paling tepat. Kepemimpinan Airlangga itu sudah mampu membuat prestasi kinclong. Artinya, tidak ada alasan untuk menganggu Airlangga dengan prestasi kinclongnya di pileg yang nambah kursi dan menang pilpres," tegas Hendri Satrio, Senin (8/4).

Pria yang akrab disapa Hensat itu menilai kelayakan Airlangga menjadi Ketua Umum Golkar untuk periode berikutnya berbanding terbalik dengan Gibran.

Menurut Hensat, konstitusi atau AD/ART Golkar sama sekali tidak memberi ruang dan peluang bagi Gibran untuk menjadi ketua umum.

"Konstitusi dan AD/ART Golkar telah mampu menjaga Golkar sebagai partai modern yang mentradisikan leadership datang dan tumbuh secara original dari kader-kader Partai Golkar," ujar Hensat.

Dengan AD/ART Golkar saat ini, lanjut Hensat, maka siapa pun yang berprestasi dan berkontribusi besar bagi partai maka berpeluang menjadi ketua umum.

Tetapi, dengan syarat orang tersebut harus kader dan melewati tahapan seperti yang diatur secara tegas oleh AD/ART.

"Bila kemudian Golkar ingin mengubah AD/ART partai demi orang per orang, maka menurut saya salah satu akibat yang akan terjadi adalah Golkar bisa mundur dari partai modern menjadi partai keluarga," jelas founder lembaga survei KedaiKOPI itu.

Menurut Hensat, saat ini Golkar salah satu partai yang menjadi contoh dan tauladan bagi partai politik lain. Proses regenerasi Golkar berjalan cukup baik.

Kepemimpinan di internal partai berlangsung secara demokratis. Citra dan keteladanan politik itu seketika akan hilang jika tiba-tiba Gibran diberi ruang menjadi ketua umum.

"Golkar bisa mundur dari partai modern menjadi partai keluarga yang mempersilakan orang per orang secara turun temurun menjadi pimpinan Golkar. Sehingga tidak ada lagi regenerasi yang baik yang sudah dicontohkan Golkar hingga saat ini," tegas Hensat.(mcr10/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler