jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Suropati Syndicate Muhammad Shujahri menilai Menteri BUMN Erick Thohir dan Presiden Jokowi memiliki kemiripan, yakni selalu turun ke masyarakat untuk memastikan terlaksananya program pemerintah.
“Kemiripan Pak Erick dan Pak Jokowi itu bukan sekadar pada aspek sering turun lapangan. Namun, kemampuan mengobjektifikasi masalah ketika turun langsung sehingga mampu melahirkan kebijakan yang cepat dan objektif itu yang sangat mirip," kata Shujahri, Selasa (17/5/2022).
BACA JUGA: Erick Thohir Tegaskan Komitmen BUMN Menjaga Kemanusiaan dan Demokrasi
Shujahri menyampaikan hal itu menanggapi tudingan sejumlah pihak kepada para menteri yang akhir-akhir ini banyak turun ke bawah dengan menggunakan jabatan demi kepentingan pribadi.
“Tudingan itu tidak beralasan,” kata dia.
BACA JUGA: Kabar Gembira dari Erick Thohir Buat Kader Posyandu di DKI & Banten
Dia menyebut Menteri Erick Thohir sering turun ke tengah masyarakat, pesantren dan juga bertemu mahasiswa di kampus-kampus.
Erick juga bertemu komunitas petani, nelayan, dan ibu-Ibu serta UMKM. Hal itu dilakukan , semata-mata semangatnya adalah untuk kepentingan rakyat secara lebih luas dan menjaga fondasi ekonomi rakyat.
BACA JUGA: Erick Thohir Dinilai Potensial Sebagai Capres 2024
Shujahri menambahkan Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir sukses melakukan reformasi dan transformasi.
Dia menyebut Erick Thohir menutup celah-celah korupsi, BUMN mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan.
Selain itu, Erick Thohir memiliki kemampuan memimpin BUMN sehingga cukup kuat dan tepat dalam mengambil berbagai kebijakan dan solusi atas permasalahan atau beberapa kasus yang sempat menimpa BUMN.
“Kemampuan seperti itu mutlak dimiliki karena untuk mencapai target yang telah dibuat tidak jarang muncul kendala apalagi dalam level pemerintah pusat tentu saja kendala yang dihadapi sangat kompleks,” ujar Shujahri.
Dia menyebut dalam menghadapi kendala ini setiap menteri dituntut mempunyai kemampuan untuk menemukan solusi terbaik.
“Dalam berbagai kasus di BUMN Pak Erick cukup cepat dan tepat dalam mengambil tindakan,” ungkapnya.
Shujahri mengingatkan seharusnya jika ingin mengkritik kinerja dari seorang menteri jangan hanya lewat unggahan media sosialnya saja, namun harus melihat dari indikator capaian kinerjanya.
Sebab, kata dia, media sosial yang digunakan seorang menteri tentunya tidak harus tentang pekerjaannya sebagai pejabat negara, melainkan juga bisa terkait hal-hal kehidupan pribadi atau keluarga.
“Kalau medsosnya yang dijadikan acuan bisa standar ganda karena selayaknya masyarakat umum, pengguna medsos itu sering kali menggunakan medsos untuk membagikan momen-momen pribadi tidak melulu pekerjaan sehari-hari,” ujar Shujahri.
Lebih jauh Shujahri menjelaskan hampir seluruh elemen dalam pemerintahan itu berfungsi sebagai service publik, termasuk di dalamnya Kementerian BUMN.
Oleh karena itu, kata dia semua entitas negara harus turun langsung ke masyarakat.
“Jadi, jangan dibalik-balik, yang paham akan substansi tugasnya justru harus turun langsung. Sejauh pengamatan saya, belum ada masyarakat yang protes ketika melihat pemimpinnya sering turun berjumpa masyarakat,” kata Shujahri.(fri/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Friederich Batari