jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, kekuatan Islam dibutuhkan oleh setiap calon yang maju dalam pilpres 2019. Kekuatan Islam tersebut, baik dalam konteks umat, pemilih, dan partai politik.
“Sederhana saja, karena Islam adalah umat mayoritas di Indonesia,” kata Yunarto kepada JPNN.com, Senin (29/5).
BACA JUGA: Sejak 2004 Selalu Kalah, Kini Golkar Bersikap Realistis
Yunarto menambahkan, Indonesia merupakan bangsa yang agamis. Sehingga, cara pandang dan program-program yang dikeluarkan oleh calon yang maju dalam pilpres sangat berpengaruh.
Lebih lanjut, Yunarto menjelaskan, isu primordialisme kerap dimunculkan saat penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) maupun pilpres. Dia mencontohkan, isu primordial muncul pada penyelenggaraan Pilpres 2014. Saat itu, Joko Widodo, yang maju sebagai calon presiden, diserang dengan isu tersebut.
BACA JUGA: Pengamat Politik: Golkar tak Percaya Diri
Yunarto menyatakan, primordial juga terjadi saat penyelenggaraan Pilkada DKI Jakarta. Karena itu, menurut dia, bukan tidak mungkin isu tersebut dimunculkan lagi pada penyelenggaraaan Pilpres 2019.
“Pada saat eskalasinya meningkat pada Pilkada DKI, fitnah-fitnah dan sentimen primordial itu dibawa secara politik, kami takutkan itu bakal di-copy paste, diduplikasi pada pilkada lain, dan ujungnya akan dilempar juga wacananya di pilpres,” ucap Yunarto. (gil/jpnn)
BACA JUGA: Tepat! Golkar Usung Jokowi, Setnov jadi Cawapres
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Tokoh Militer, Ekonom, Islam, Dianggap Cocok Dampingi Capres Jokowi
Redaktur & Reporter : Gilang Sonar