Pengamat Soroti Inkonsistensi Prabowo soal SBY

Senin, 02 Juni 2014 – 16:18 WIB
Direktur Eksekutif Lingkar Studi Masyarakat Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Calon Presiden (capres) dari koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto dinilai sebagai figur inkonsisten. Penyebabnya, Prabowo yang awalnya banyak mengkritisi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan pemerintahannya justru kini malah memuji-muji kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat itu selama dua periode pemerintahan.

Pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Lingkar Studi Masyarakat Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti mengatakan, perubahan sikap Prabowo terhadap SBY itu memang sangat kentara. Ray menduga perubahan itu karena Prabowo butuh dukungan SBY dan Partai Demokrat agar menang pemilu presiden (pilpres) 9 Juli nanti.

BACA JUGA: Pemalsu Surat Jokowi Diduga Ketua Organisasi Sayap Gerindra

"Kekuatan Prabowo sebenarnya dulu karena ketegasannya dianggap sebagai antitesa dari apa yang dilakukan Presiden SBY. Tapi sekarang justru dekat dengan Partai Demokrat, logikanya tidak masuk sama sekali,” kata Ray di Jakarta, Senin (2/6).

Inkonsistensi Prabowo juga terlihat pada dipilihnya Hatta Rajasa sebagai pendamping di pilpres. Padahal, kata Ray, sebelumnya Prabowo dikenal keras mengkritisi sistem ekonomi neo liberal yang diterapkan pemerintahan SBY dengan Hatta Radjasa sebagai menteri koordinator perekonomiannya.

BACA JUGA: Akil Dapat Kiriman Uang Pulsa Sebesar Rp 125 Juta

“Tapi Prabowo justru berpasangan dengan Hatta Radjasa yang juga  penggerak utama sistem ekonomi Presiden SBY.  Mau dibilang mengusung ekonomi kerakyatan, kok dia gandeng Partai Demokrat yang neoliberal bersama Hatta,” ulas Ray.
 
Yang juga menjadi catatan Ray adalah melunaknya Prabowo ketika visi dan misinya di bidang ekonomi mendapat kritikan dari SBY. Misalnya soal nasionaliasi perusahaan pertambangan asing yang  beroperasi di Indonesia.

Ray menegaskan, harusnya Prabowo berani mempertahankan pendapatnya. “Tapi ketika visi dan misinya dikritik Pak SBY, mereka (Prabowo-Hatta, red) langsung nurut. Harusnya kalau tegas dan berani, Pak Prabowo  menantang balik, bukan malah keringatan kalau ada Pak SBY," ucap Ray menyindir pernyataan Prabowo saat paparan visi dan misi di depan kader PD, Minggu (1/6) yang merasa lega karena forum itu tak dihadiri SBY. (ara/jpnn)

BACA JUGA: Ke Yogyakarta, Jokowi Minta Restu Sri Sultan HB X

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi-JK Dinilai Bisa Majukan Pasar Tradisional


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler