jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah pihak tidak hanya meragukan kemampuan Dwi Soetjipto yang telah ditunjuk sebagai direktur utama (dirut) baru di Pertamina. Bahkan, ada juga pihak yang menolak mantan Dirut PT Semen Indonesia itu sebagai nahkoda di Pertamina.
Menurut pengamat politik dari Institute Public Indonesia, Karyono Wibowo, alasan penolakan itu sebenarnya bisa dipahami. Salah satunya karena Dwi bukan sosok yang ahli di bidang minyak dan gas.
BACA JUGA: Ical Ajak Agung Laksono Cs Balik ke Pangkuan Beringin
Bahkan, kata Karyono, ada dugaan pemilihan Dirut Pertamina itu mengusung kepentingan kelompok tertentu yang terafiliasi dengan Menteri BUMN Rini Soemarno. Sebab, proses seleksi calon Dirut Pertamina hingga terpilihnya Dwi memang tak transparan dan tidak melibatkan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seperti dipraktikkan Presiden Joko Widodo saat memilih calon mentero.
"Yang harus diuji atau dilhat dari aspek korupsinya tidak hanya menteri, tapi juga seluruh jajaran eselon satu sampai empat yang harusnya melibatkan PPATK dan KPK," kata Karyono dalam diksusi politik "Prospek Migas Nasional di Bawah Direksi Baru Pertamina" di Jakarta, Minggu (30/11).
BACA JUGA: Ical Beber Persoalan Internal Golkar di Depan Tokoh KMP
Karenanya Karyono menganggap Dwi tidak akan mampu memberantas persoalan di tubuh Pertamina. Sebab, saat Dwi jadi Dirut Semen Indonesia banyak mendapat protes dari serikat pekerja yang mempertanyakan transparansi keuangan perseroan.
"Jika itu terjadi maka kebijakan migas nasional di bawah direksi baru Pertamina tidak akan membawa perubahan signifikan alias sami mawon (sama saja, red) dengan kondisi sebelumnya," kata Karyono.(boy/jpnn)
BACA JUGA: Ical Tegaskan Manuver Agung Cs Bentuk Kudeta
BACA ARTIKEL LAINNYA... Airlangga tak Gentar Duel Lawan Ical
Redaktur : Tim Redaksi