Pengangguran Terbuka Masih Banyak, Vokasi Jadi Kunci

Minggu, 19 November 2017 – 10:12 WIB
Rektor Unsada Dadang Solihin (jas hitam) dan Dirjen Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) Bambang Satrio Lelono. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Inovasi menjadi faktor penentu utama kemajuan sebuah negara.

Karena itu, pendidikan vokasi sangat diperlukan oleh Indonesia dalam jangka pendek untuk melahirkan banyak inovasi.

BACA JUGA: 237 SMK Terima Sertifikat dari BNSP

"Sumber daya ekonomi terkini bukan lagi kekayaan alam, letak geografis, jumlah penduduk atau tenaga kerja murah, melainkan pengetahuan," kata Dirjen Pembinaan, Pelatihan, dan Produktivitas Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) Bambang Satrio Lelono dalam seminar nasional bertajuk Membangun Kapabilitas SDM Indonesia di Universitas Darma Persada  (Unsada)  Jakarta.

Bambang menjelaskan, saat ini Indonesia masih dihantui oleh jumlah pengangguran terbuka yang terus meningkat dalam setiap periode.

BACA JUGA: Pak JK Minta Tiga Menteri Bekerja Sama Perkuat SMK

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga Agustus 2017, tingkat pengangguran terbuka sudah mencapai 7,04 juta.

Angka tersebut meningkat hingga sepuluh ribu dibanding periode sama pada tahun lalu.

BACA JUGA: Jumlah Penganggur Terus Bertambah, Ini Datanya

"Jumlah pengangguran terbuka ini juga meningkat jika dibandingkan dengan periode Februari 2017 yang mendata ada sebanyak 7,01 juta," kata Bambang.

Dari data tingkat pengangguran terbuka tersebut, Bambang menilai ironi.

Berdasarkan data BPS, Bambang mengungkap, jumlah terbesar berdasarkan tingkat pendidikan itu ternyata berasal dari sekolah menengah kejuruan SMK) sebesar 11,41 persen dan sekolah menengah atas (SMA) sebesar 8,29 persen. 

"Di sinilah pentingnya pendidikan vokasi supaya bisa menyiapkan tenaga-tenaga yang lebih terampil," ujarnya.

Sementara itu, Rektor Unsada Dadang Solihin mengatakan, pendidikan vokasi merupakan hal penting yang harusnya diperbanyak di institusi pendidikan tinggi di Indonesia.

Pada saat kualitas pendidikan tenaga kerja Indonesia masih rendah, program pendidikan vokasi ini bisa memberikan solusi.

"Tenaga-tenaga terampil ini diperlukan untuk merespons persaingan tenaga kerja yang semakin kompetitif dan global," kata Dadang.

Berkaitan dengan hal tersebut, Dadang mengatakan, pihaknya telah meresmikan tempat uji kompetensi untuk lebih mempersiapkan para tenaga kerja Indonesia yang terampil.

"Harapan kami dengan adanya tempat uji kompetensi di lembaga pendidikan tinggi ini akan bisa lebih memperbaiki kualitas pendidikan tenaga kerja di Indonesia yang saat ini masih didominasi oleh lulusan sekolah dasar," papar Bambang. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inflasi Rendah Berlanjut, Waspada Kenaikan Harga Akhir Tahun


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler