Pengangguran Tersisa 5,8 Persen pada 2013

Senin, 25 Juni 2012 – 07:37 WIB

JAKARTA - Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans) menargetkan tingkat pengangguran berada pada angka 5,8 persen pada 2013 mendatang. Angka ini jauh lebih rendah dari tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2012 yang mencapai 6,32 persen atau 7,61 juta orang.

"Perkiraan tingkat pengangguran di level 5,8- 6,1 persen pada 2013 cukup realistis dengan asumsi pertumbuhan ekonomi di kisaran 6,8-7,2 persen dimana setiap satu persen pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan lebih dari 350.000 kesempatan kerja," kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar di Jakarta kemarin (24/6).

Dia menjelaskan, tahun depan diharapkan akan tercipta 2,5-2,7 juta angkatan kerja baru. Dengan demikian, jumlah pengangguran diharapkan turun menjadi 7,2-7,4 juta orang jika merunut pada data Badan Pusat Statistis (BPS) 2012. BPS mencatat, pada Februari 2012 jumlah angkatan kerja di Indonesia mencapai 120,4 juta orang. Angka itu bertambah sekitar 3 juta orang dibanding angkatan kerja Agustus 2011 sebesar 117,4 juta.

Muhaimin merasa optimis target itu dapat tercapai meskipun beberapa negara Eropa sedang mengalami krisis ekonomi lantaran Indonesia tidak terpengaruh oleh krisis tersebut.

"Kita bersyukur krisis Eropa tidak sampai berdampak langsung sampai hari ini kepada ekonomi kita. Tapi kita juga telah mengantisipasi dengan sungguh-sungguh, melakukan pendekatan, dialog-dialog dengan perusahaan, sehingga melahirkan efisiensi dan tidak terjadi PHK (pemutusan hubungan kerja)," papar Ketua Umum DPP Partai Kebangkita Bangsa (PKB) tersebut.

Selain itu, lanjut pria asal Jombang, Jatim ini, adanya perubahan tren dari pekerjaan di sektor informal menjadi sektor formal di pasar kerja juga dinilai sebagai salah satu faktor pendukung bagi penurunan jumlah pengangguran di Indonesia.

"Ada kecenderungan membaik kondisi di pasar kerja misalnya, proporsi tenaga kerja sektor formal sudah mencapai 37,3 persen, sedangkan sektor informal kurang dari 63 persen. Ini membaik cukup signifikan dibandingkan dengan beberapa tahun lalu," ujarnya.

Keterbatasan pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja sektor formal, dikatakan Muhaimin merupakan salah satu penyebab tenaga kerja banyak bekerja di sektor informal. Karena itu, ajang seperti job fair maupun penyelenggaraan bursa kerja online itu diharapkan dapat mempertemukan antara pihak yang memerlukan tenaga kerja atau perusahaan dengan pihak pencari kerja.

"Selaku Menakertrans, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pemda yang telah berinisiatif menyelenggarakan Bursa Kerja On-line, Job Fair, dan Gerakan Penanggulangan Pengangguran secara serentak," ujar Muhaimin. (cdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sementara, Gaji Hakim Naik 7 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler