Pengaruh 2 Negara Eropa Hadang Laju Pak Bambang di IFAD

Kamis, 16 Februari 2017 – 19:09 WIB
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com - jpnn.com - Laju Bambang PS Brodjonegoro di pemilihan presiden International Fund for Agricultural Development (IFAD) akhirnya terhenti. Pakar ekonomi yang kini dipercaya sebagai menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) itu kalah jumlah dukungan dari kandidat lain.

Dalam proses pemilihan yang digelar di Roma, Italia, Rabu (15/2), mantan Perdana Menteri Togo Gilbert Fossoun Houngbo terpilih menjadi presiden IFAD periode 2017-2021. Dia meraih mayoritas dukungan dalam dua kali pemilihan.

BACA JUGA: Untuk Satu Hal Ini, Pak Bambang Brodjonegoro Memang Top

Staf Khusus Menteri PPN/Kepala Bappenas Danang Rizki Ginanjar yang menyaksikan langsung proses pemilihan itu mengatakan, dalam putaran pertama Bambang lolos bersama Houngbo dan politikus Italia Paolo De Castro. Houngbo meraih 39,623 persen suara, Paolo De Castro 15,088 persen dan Bambang 15,088 persen.

Tiga kandidat itu lolos ke putaran kedua, sedangkan lima calon lain tersingkir. Dalam pemilihan putaran kedua, Houngbo lagi-lagi unggul.

Houngbo berhasil meraih suara 54,432 persen. Di bawahnya ada Paolo De Castro dengan jumlah suara 20,341 persen. Sedangkan Bambang meraih suara 17,654 persen.

“Dengan begitu, Houngbo akan menjadi Presiden IFAD masa jabatan 2017-2021 dan mulai bertugas tanggal 1 April 2017,” ujar Danang melalui siaran pers ke media.

Dia menjelaskan, pemilihan presiden IFAD ditentukan oleh besar kecilnya kontribusi permodalan masing-masing negara kepada lembaga internasional yang berbasis di Roma itu. Saat ini ada sepuluh negara yang memiliki suara paling besar.

Kesepuluh negara itu adalah Amerika Serikat (6,98 persen), Italia (4,22 persen), Jerman (4,09 persen), Jepang (4,09 persen), Belanda (3,83 persen), Arab Saudi (3,52 persen), Kanada (3,44 persen), Inggris (3,29 persen), Swedia (3,12 persen) dan Prancis (3 persen). Sedangkan hak Indonesia adalah 0,73 persen.

Danang menjelaskan, ada delapan negara yang bertarung memperebutkan kursi presiden IFAD. Yakni Indonesia, Turki, Italia, Swiss, Dominika, Maroko, Togo dan Meksiko.

Pertarungan sengit justru dilakukan oleh Italia yang mengusung De Castro dengan Prancis yang menjadi pendukung Togo. Menurut Danang, Italia pada detik-detik terakhir menambah modalnya sehingga porsi suaranya bertambah.

Sedangkan Prancis menjadi juru kampanye bagi Togo. Prancis memiliki pengaruh sangat kuat di kalangan negara-negara Afrika termasuk di Eropa.

Beberapa negara Eropa dan Afrika yang memiliki hak suara besar adalah Norwegia (2,6 persen), Swiss (1,5 persen), Belgia (1,35 persen), Denmark (1,34 persen), Nigeria (1,15 persen), Austria (1,14 persen), Spanyol (0,95 persen), Finlandia (0,94 persen), Aljazair (0,79 persen), Uni Emirat Arab (0,63 persen), Libya (0,56 persen), Meksiko (0,55 persen) dan Qatar (0,52 persen).

Di luar itu adalah negara yang memiliki daya tawar suara sangat kecil seperti Kuwait (1,74 persen), Venezuela (1,61 persen), China (1,46 persen), India (1,44 persen), Brazil (0,82 persen), Indonesia (0,73 persen) dan Irak (0,63 persen).

Karenanya, capaian Bambang dalam pemilihan itu dianggap signifikan jika dibanding hak suara Indonesia di IFAD. Sebab, Bambang bisa tembus ke dalam tiga besar.(ara/jpnn) 


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler