jpnn.com, JAKARTA - Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bersama akademisi, pakar sektor perberasan, serta organisasi petani menggelar diskusi bertemakan Pengembangan Beras Berkelanjutan di Indonesia.
Diskusi ini merupakan serangkaian kegiatan yang digulirkan oleh KRKP dalam mendorong kolaborasi multipihak untuk pengembangan sektor perberasan berkelanjutan.
Said Abdullah selaku Koordinator Nasional KRKP sekaligus pemantik pada diskusi ini mengungkapkan, sejak 2020 pihaknya mulai berpikir bahwa perlu ada satu transformasi besar dalam sektor perberasan nasional.
“Walaupun KRKP memiliki mandat mendorong keberagaman pangan, namun beras juga menjadi komoditas penting untuk dilihat dan diperhatikan secara seksama,” ujar Said, Rabu (15/12).
BACA JUGA: Mentan SYL Ajak Jajarannya untuk Mewujudkan Kedaulatan Pangan Secara Utuh
Profesor Suntoro selaku Guru Besar Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta mengatakan, masalah terbesar yang dihadapi dalam membangun sektor beras berkelanjutan adalah konversi atau alih fungsi lahan pertanian.
Sedangkan pengembangan lahan melalui ekstensifikasi tidak seimbang dengan potensi yang tidak sama.
BACA JUGA: HKTI Dukung Kerja Mentan Capai Kedaulatan Pangan
Selain menjelaskan bagaimana konversi lahan terjadi, Suntoro juga menunjukkan bagaimana kandungan bahan organik di tanah sawah di Pulau Jawa sangat rendah.
“Sawah bisa berkelanjutan jika kandungan bahan organiknya cukup, ini penting bagi produktivitas tanah. Bagaikan bangunan, bahan organik tanah menentukan kesuburan,” ujar dia. (cuy/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Djainab Natalia Saroh, Elfany Kurniawan