BALIKPAPAN - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sepertinya harus meningkatkan pengawasan terhadap gelandangan dan pengemis (gepeng). Mengapa tidak, hingga saat ini masih ada saja gepeng yang berkeliaran. Parahnya lagi, mereka adalah wajah lama. Sering terjaring razia aparat, namun kembali lagi beraksi.
Contoh konkretnya di Jembatan Penyebarangan Orang (JPO), lading penghasilan favorit para gepeng. Nampak seorang kakek dengan kaki cacat membawa kaleng. Dia duduk tepat di tangga JPO dengan wajah memelas. "Kasihannya bakap ini, di mana rumahnya ya? Naik apa di kesini (JPO, Red)," celetuk salah seorang warga yang menaiki tangga JPO.
Baukan cuma itu, sudah menjadi pemandangan biasa di Lapangan Merdeka. Banyak gepeg dari berbagai usia dan kondisi fisk, terutama pada saat hari libur. Maklum, Lapangan Merdeka menjadi lokasi favorit masyarakat untuk bersantai, berolahraga sembari menikmati suasana sejuk hingga wisata kuliner.
Minggu (1/4), terlihat pengemis baik wanita dan pria yang meminta-minta. Sebagian dari mereka berdalih menjual buku kepadawarga. Kondisi ini membuat para warga yang bersantai dan menikmati liburan di kawasan ini merasa tidak nyaman dan sedikit terganggu. Apalagi kedatangan mereka berulang-ulang kali dengan orang-orang yang berbeda-beda.
Seperti yang dikatakan Ratih, seorang ibu warga Sepinggan. Dia mengaku tidak nyaman atas kehadiran pengemis ini. "Ya terus terang saat kita sedang makan dan menikmati suasana, mereka tiba-tiba hadir menadahkan tangan. Meminta belas kasihan, bahkan adapula ibu-ibu yang menawarkan buku-buku yang meminta kerelaan kita seikhlasnya," keluh Ratih.
Bahkan, jika diberi uang receh pada satu pengemis, biasanya tidak berapa lama sekitar 15 hingga 20 menit, ada lagi pengemis yang bergantian meminta sumbangan. Sehingga momen ini dimanfaatkan untuk wisata pengemis juga.
Untuk itulah dirinya berharap agar pihak terkait, seperti Satpol PP melakukan penertiban atas kondisi ini, sebab para pengemis ini disamping mengganggu juga memberikan gambaran tidak ada penanganan kepada mereka.
Hal senada juga dikatakan Budi, warga Muara Rapak yang mengharapkan ada peneguran dan penertiban kepada para pengemis yang kadang meminta-minta kepada warga yang sedang bersantai di lapangan Merdeka. "Bukannya kami tidak mau memberi, tetapi sudah diberi satu, temannya yang lain pasti dating. Kalau sekali boleh, ini hampir dua hingga empat kali, jelas mengganggu sekali,"terang Budi.
Saran lain diungkapkan Rahmat, warga Batu Ampar. Menurutnya, tidak akan cukup dengan skap tegas Satpol PP. Tetapi juga butuh kesadaran masyarakat untuk tidak memberikan sumbangan apapun kepada mereka. "Bukanya apa-apa, mereka tidak murni karena cacat atau tidak bisa cari pekerjaan yang lebih baik. Tapi lebih sering mereka sengaja, ada jaringan yang mengelola mereka. Ini kan tidak bagus," ungkap Rahmat.
Karyawan sebuah dealer mobil di kawasan Jalan Jenderal Sudirman ini juga meminta kepada Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) untuk mencarikan formula ampuh menangani gepeng. "Setahu saya Satpol PP cuma menjaring saja, selebihnya Dinas Sosial (Disnakersos, Red) yang melakukan pembinaan. Kalau pembinaan dan penanganannya tidak bagus, ya pasti makin banyak juga gepeng di Balikpapan," tandas Rahmat. (han/die)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demonstran Tuntut Kenaikan BBM Tidak Hanya Ditunda
Redaktur : Tim Redaksi