Pengeruk Batu Bara Kaltim Alirkan Dana CSR ke Jawa, Pak Wagub Murka

Jumat, 13 Mei 2022 – 06:36 WIB
Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi. Foto : Humas Pemprov Kaltim.

jpnn.com, SAMARINDA - Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Hadi Mulyadi geram dengan salah satu perusahaan tambang batu PKP2B yang mengeruk sumber daya alam di Benua Etam, tetapi malah menyalurkan dana CSR ke tiga Perguruan Tinggi di Jawa.

Hadi menegaskan, bahwa apa yang dilakukan perusahaan tambang itu semakin membuat masyarakat Kaltim kecewa. Pasalnya, dana CSR yang dikucurkan itu sebesar Rp 200 miliar. Sementara Kaltim tidak mendapatkan pembagian dana CSR di Pendidikan.

BACA JUGA: Polisi Musnahkan 4 Kg Ganja asal Aceh yang Hendak Diedarkan ke Komunitas

Hadiah menyebutkan perusahaan tambang batubara yang tidak memberikan dana CSR pendidikan ke Kaltim itu adalah PT Bayan Resources. Perusahaan yang didirikan dan dimiliki Dato Dr Low Luck Kwon.

PT Bayan Resources diketahui menyalurkan dana abadi pendidikan ke tiga perguruan tinggi yang semuanya berada di Pulau Jawa. Ketiga Perguruan Tinggi ialah Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM)

BACA JUGA: Asas Prudential Harus Selalu Dipegang Bank Penyokong Tambang

Masing-masing Perguruan Tinggi menerima dana CSR dengan rincian, UI Rp 50 miliar, ITB Rp 100 miliar, dan UGM Rp 50 miliar. Dana CSR itu kebanyakan digunakan sebagai beasiswa Pendidikan.

Ada pula yang digunakan untuk pembangunan gedung dan pelatihan kepada mahasiswa. Hadi mengaku banyak pemberitaan terkait pemberian CSR perusahaan tersebut.

BACA JUGA: Viral, Pemilik Indekos Temukan Ratusan Botol Bekas Berisi Air Kencing, Ya Ampun

"Saya tahu dan menurut media, ya itu benar. Padahal ini baru satu kasus. Kami sudah pelajari semuanya, jadi hampir setiap perusahaan PKP2B  itu tidak serius memberikan CSR Kaltim. Ini nyata di depan kita masyarakat Kaltim. Mudah-mudahan ada titik temu untuk mengkoreksi semua," ucap Hadi usai Rapat Paripurna di Kantor DPRD Kaltim, Rabu (11/5).

Hadi mengatakan, Gubernur Kaltim kerap kali melontarkan kritik, bahwa produksi perusahaan tambang dj Bumi Mulawarman sebenarnya meningkat dan mempengaruhi keuntungan perusahaan. Namun hal ini malah berbanding terbalik dengan apa yang diberikan kepada masyarakat Kalimantan Timur.

"Emang kita ga ngerti matematika ?," Singgung Hadi dalam rilis Humas Pemprov Kaltim yang diterima JPNN.com, Jumat (12/5).

Lanjut Hadi mengatakan bahwa masyarakat Kaltim benar-benar marah dengan apa yang dilakukan perusahaan tambang batu bara tersebut. Hadi menyebut, bahwa masyarakat Kaltim pasti akan melakukan demo terhadap perusahaan tersebut. 

"Ya itu bisa dibuktikan, tetapi saya bersyukur kita (masyarakat Kaltim) menunggu dengan sabar,” tegas Hadi.

Menurut Hadi Mulyadi, harusnya perusahaan tambang barubara bijak dan seimbang. Kaltim sebagai daerah yang kekayaan alamnya dikeruk, semestinya juga berhak mendapat bantuan pendidikan tersebut. Bukan sekadar jadi tempat yang sumber daya batubaranya terus dikeruk demi keuntungan.

"Semuanya ke perguruan tinggi di Pulau Jawa, tak ada yang mengalir ke Kaltim. Harusnya ada yang bisa dialirkan, misalnya Unmul yang nyata-nayata di Kaltim," katanya.

Padahal persoalan Dana CSR itu juga diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 41 Tahun 2016 tentang Pembinaan dan Penguatan Masyarakat Pada Perusahaan Pertambangan Mineral dan Batubara.

Ada beberapa peraturan yang mengatur bagaimana masyarakat pertambangan adalah individu atau kelompok yang terkena dampak langsung dari kegiatan pertambangan dan memerlukan perhatian langsung dari pemegang IUP atau PKP2B untuk mendapatkan pengembangan.

"Aturan dana CSR itu ada jelas. CSR harus memprioritaskan daerah yang memproduksi. Masalahnya PKP2B ini urusannya dengan pusat," sebutnya.

"Jadi kita seakan tidak tahu. Kalau tidak ada komunikasi yang baik harus kita gugat," sambungnya.

Hadi Mulyadi menambahkan, perusahaan yang bekerja di Kaltim harus membantu kepentingan masyarakat di Kaltim. Hal itu penting agar masyarakt Kaltim tak hanya merasakan dampak kerusakan lingkungan, tapi juga manfaat dari adanya perusahaan yang beroperasi di Benua Etam.

Informasi dihimpun, bahwa ITB menggunakan dana bantuan biaya itu, untuk pembangunan gedung dan 50 persen untuk beasiswa dalam bentuk endowment fund sebesar Rp 1,9 miliar yang didistribusikan untuk 174 mahasiswa dari 5 fakultas/sekolah dan 9 program studi.

Sementara UGM, bantuan Rp 50 miliar dana abadi dipergunakan berbagai instrumen yang telah menghasilkan sekitar Rp 2,5 Miliar untuk tahun pertama.  Dana sebesar itu disalurkan kepada 311 mahasiswa dari berbagai Fakultas di UGM dalam bentuk beasiswa dalam empat kategori.

Kategori pertama, prestasi akademik dan berasal dari ekonomi kurang mampu dialokasikan sebesar Rp1.512.000.000,00 untuk 180 mahasiswa.

Lalu, prestasi non akademik sebesar Rp584.000.000,00 bagi 73 mahasiswa. Selanjutnya, prestasi non akademik PBUB Bidang Olahraga dan Seni sebesar Rp304.000.000,00 untuk 38 mahasiswa. Terakhir, beasiswa tugas akhir sebesar Rp100.000.000 untuk 20 mahasiswa.

Adapun di UI, donasi sebesar Rp 50 miliar yang diterima dikelola sebagai dana abadi. Di mana hasil pengelolaan investasi dipergunakan sebagai beasiswa Biaya Operasional Pendidikan.

Bantuan besar untuk UI itu diberikan Dato Dr Low Luck Kwon demi mewujudkan UI sebagai Entrepreneurial University yang ditunjang oleh Smart Campus, dan diharapkan memberi mahasiswa kesempatan untuk meningkatkan personal skills, kreativitas, etika, inovasi, kewirausahaan.

PT Bayan Resources sendiri merupakan sebuah perusahaan pertambangan yang berkantor pusat di Jakarta. Hingga akhir 2020, perusahaan ini memiliki 5 Kontrak Karya Batubara (PKP2B) dan 16 Izin Usaha Pertambangan (IUP) dengan total luas konsesi 126.293 hektar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.

Sepanjang 2021, perusahaan ini berhasil menjual batu bara sebanyak 40 juta ton, atau naik 11,11 persen dari penjualan 2020, yakni 36 juta ton. (mcr14/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengunjung Selundupkan Sabu-Sabu ke Lapas Narkotika, Modusnya Begini


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Arditya Abdul Aziz

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler