Badan Penerbangan Sipil Australia (CASA) mengharuskan siapa saja yang ingin menerbangkan drone untuk memiliki lisensi dan juga harus mendaftarkan kepemilikan yang akan mulai diberlakukan 1 Juli 2019. Lisensi bagi pengguna drone
BACA JUGA: Kakek 95 Tahun Empat Kali Ganti Bus Demi Ikut Demo Antirasis di Selandia Baru
Pengumuman tersebut dikeluarkan bersamaan dengan diluncurkannya bisnis pengiriman makanan lewat drone pertama di dunia yang dimulai di ibukota Australia Canberra.
Pendaftaran dan kewajiban memiliki lisensi dimaksudkan untuk memudahkan polisi memantau penyalahgunaan drone.
BACA JUGA: Sebuah Pesawat Boeing 737 MAX Mendarat Darurat di Amerika Serikat
"Ini tentu akan mempermudah kami untuk menangani keluhan yang ada berkenaan dengan penggunaan drone yang tidak benar atau melanggar aturan keamanan." kata juru bicara CASA Peter Gibson.
"Dengan itu, kami akan mengetahui siapa saja yang menerbangkan drone di satu kawasan, dan bentuk drone apa saja yang digunakan.'
BACA JUGA: Pengemudi Ojol Indonesia Apresiasi Putusan Tarif Baru Ojek Online
Juga mereka yang menerbangkan drone melebihi berat 250 gram harus terlebih dahulu mengikuti kursus pendidikan online dan mendaftarkan drone mereka. Video: A burrito is delivered to a Canberra home as part of the drone delivery trial. (Indonesian)
Data itu akan disimpan di database, sehingga nantinya pihak berwenang Australia bisa mengetahui ada berapa drone yang diterbangkan di Australia, siapa yang memilikinya dan dimana lokasinya.
"Untuk pertama kalinya kita akan memiliki gambaran lengkap mengenai sektor drone ini apakah mungkin sekitar 10 ribu atau bahkan mungkin 100 ribu, saat ini kita tidak tahu sama sekali." kata Gibson.
CASA mengatakan biaya pendaftaran tergantung pada jenis drone yang akan digunakan dan apakah drone itu untuk hobi atau bisnis.
Diperkirakan biaya pendaftaran untuk drone yang digunakan sebagai hobi adalah $20 (sekitar Rp 200 ribu) per tahun.
Sementara untuk drone yang digunakan untuk bisnis, biaya pendaftaran per tahun berkisar antara $AUD 100 sampai $160 (sekitar Rp 1 juta sampai Rp 1,6 juta).Drone pengiriman barang mulai beroperasi di Canberra Photo: James Ryan Burgess adalah CEO Project Wing (ABC News: Jake Evans)
CASA juga sedang mengembangkan jaringan penuh real time yang bisa melacak pergerakan drone, seperti mereka melacak pergerakan pesawat udara.
Namun dengan operator seperti Google yang sedang bersiap meluncurkan bisnis menggunakan drone di Australia, maka CASA perlu segera siap karena akan adanya pergerakan drone yang ramai di udara Australia.
Perusahaan induk Google Alphabet tahun lalu sudah mulai melakukan uji coba menggunakan drone untuk mengirimkan makanan seperti burritos, minuman kopi dan obat-obatan ke berbagai kawasan pemukiman di pinggiran kota Canberra.
Sekarang mereka sudah memiliki markas gudang permanend di kawasan Mitchell, dengan nama Project Wing, dimaan mereka berencana memulai operasi komersial pertama di dunia, bila CASA memberi persetujuan.
Sama seperti operator komersial lainnya, Google sudah memiliki lisensi untuk mengoperasikan drone.
Namun dengan industri drone tumbuh pesat, CASA mengatakan perlu untuk membangun sebuah sistem guna mengatur semua drone termasuk mereka yang sekedar melampiaskan hobi.
"Jelas sekali sistem lalu lintas tanpa awak akan menjadi kunci bagi operasi drone yang aman dan efisien dan semua pemain yang terlibat di bidang ini membangun sistem mereka sendiri-sendiri." kata Gibson.
"Kami sedang bekerja ke arah itu. Ini bukan hal yang sederhana."
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Beritakan Materi Sidang Kardinal Pell, Puluhan Jurnalis Diperkarakan