Pengguna Rokok Elektrik di Inggris Terus Meningkat

Senin, 11 Februari 2013 – 20:44 WIB
Foto: Getty Images
LONDON - Jumlah pengguna rokok elektrik di Inggris yang diperkirakan akan mencapai satu juta orang pada tahun ini, dinilai sudah mengkhawatirkan. Pasalnya, hingga kini masih belum dapat dipastikan apakah rokok tanpa tembakau ini aman atau tidak.

Menurut survei lembaga Action on Smoking and Health (ASH), tahun lalu pengguna rokok elektrik mencapai sekitar 700 ribu orang. Rokok yang tidak menimbulkan bau dan tidak perlu asbak ini banyak digunakan menyusul larangan menghisap rokok tembakau di sebagian besar pub rumah makan di Inggris.

Asosiasi Medis Inggris (BMA) menyebut rokok yang menggunakan nikotin ini tidak berbahaya. Namun sejumlah kalangan masih meragukan apakah rokok dengan menggunakan nikotin cair ini aman atau tidak.

"Kami tidak tahu apakah rokok ini aman atau tidak. Diperlukan waktu sebelum kita mengetahui aman tidaknya karena kami perlu meneliti penggunaan rokok ini serta dampaknya," kata Dr Vivienne Nathanson dari BMA seperti dilansir BBC (11/2).

Namun Profesor John Britton, juga dari BMA, mengatakan dampak nikotin sama halnya seperti kafein. "Nikotin tidak berbahaya. Dampaknya sama seperti kafein," kata Britton.

Hanya saja, lanjutnya, jika semua orang Inggris berhenti merokok dan mulai menggunakan rokok elektrik, maka sekitar lima juta jiwa orang yang hidup saat ini bisa diselamatkan dari bahaya rokok tembakau. Rokok elektrik ini terdiri dari dua bagian, nikotin cair dan baterai.

Saat pengguna menghisap rokok ini, nikotin cair terserap di mulut dan yang tampak seperti asap sebenarnya adalah air yang menguap. Tapi sejauh ini, rokok elektrik belum diatur seperti halnya obat.

Tanpa peraturan yang jelas, belum dapat dipastikan kemurnian nikotin yang terkandung dalam rokok elektrik. Namun saat ini badan pengawas obat-obatan dan produk kesehatan lain tengah melakukan pengkajian untuk menerapkan peraturan terkait rokok elektrik. (Esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penggunaan Kondom Menurun

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler