Pengguna Smartphone Indonesia Habiskan Waktu untuk Akses Ini

Rabu, 17 Oktober 2018 – 22:05 WIB
Ilustrasi pengguna smartphone. Foto: pixabay/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Berdasarkan data Cheetah Global Lab dan UC Media Lab dari UCWeb, bahwa pengguna ponsel pintar di Indonesia melewatkan rerata 1,2 jam setiap harinya untuk mengonsumsi konten hiburan. Di mana, dari total rataan konsumsi konten pada platform UC News Feed di Indonesia, hiburan jadi kategori paling populer dilanjutkan olahraga dan politik.

Mereka memberikan gambaran tentang kebiasaan pengguna smartphone di Indonesia, termasuk di dalamnya tren terbaru tentang konten di industri mobile entertainment, yaitu video berdurasi panjang, video pendek, berita, olahraga dan lain sebagainya.

Hiburan menjadi kategori yang paling disukai di UC; masyarakat Indonesia sangat melek dengan gosip selebriti dengan 2,7 juta page views dari konsumsi top 5 berita selebriti.

BACA JUGA: YouTube Bakal Sanksi untuk Video Konten Duplikasi

Cheetah Data juga menunjukkan, rerata penetrasi aplikasi hiburan di Indonesia (termasuk olahraga) setinggi 81,45 persen dan rata-rata akses per hari selama 1,2 jam.

Hal menarik, ternyata konten artikel (teks dan gambar) lebih banyak diakses sekitar 84 persen, ini ditengarai karena kurang baiknya perkembangan infrastruktur yang berdampak pada kecepatan akses internet di Indonesia.

BACA JUGA: Web Series, Alternatif Tontonan di Era Content Creator

Berita trending topic yang sangat diminati adalah tentang gosip selebriti. UC Media Lab menunjukkan artikel yang populer yaitu berita sensasional seperti gosip yang terkait Entis Sutisna (Sule), Billy Syahputra, dan Syahrini masuk dalam top 5 gosip yang diminati. Total PV dari top 5 artikel gosip selebriti mencapai 2.694.386!

Viu di posisi 4 di kategori video berdurasi panjang setelah YouTube dan Google Play; Aplikasi drama Korea Drakor.id+ tumbuh 173 persen. Di antara semua aplikasi hiburan, rata-rata penetrasi video sebesar 72,18 persen, diikuti musik (27,19%) dan berita (12,72%).

Kurang meratanya kecepatan akses internet ternyata tidak memengaruhi akses konten video, meskipun masyarakat lebih cenderung untuk mengunduh video dan musik tersebut untuk dinikmati kemudian.

BACA JUGA: Google Tutup Situs Web YouTube Gaming

Di antara pemain besar aplikasi video seperti YouTube, YouTube Go dan Google Play Movies & TV yang masuk dalam top 3, aplikasi yang sedang meroket Viu menunjukkan perkembangan mengesankan dengan menduduki posisi 4 dalam kategori aplikasi berbasis video di Indonesia.

Aplikasi video yang sering menayangkan konten drama Korea Drakor.id+ juga menunjukkan tren yang sama. Penetrasi mingguannya meningkat sebesar 173 persen. Hal ini menunjukkan semakin disukainya konten drama Korea di Indonesia. Dipengaruhi oleh diblokirnya konten berbau Korea di Tiongkok, menjadikan industri hiburan Korea menyasar Asia Tenggara sebagai tujuan baru.

Dibandingkan aplikasi video tradisional lainnya, pengguna Viu lebih cenderung ke wanita muda, dan target pasar ini sesuai dengan pangsa pasar yang menyukai drama Korea. Ditelisik dari penyebaran wilayahnya, pengguna Viu dan penyuka drama Korea lebih banyak berada di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

Sementara itu, dipengaruhi lambatnya kecepatan akses internet, aplikasi video pendek dan live streaming tidak terlalu populer di Indonesia, dengan penetrasi hanya sebesar 6,26 persen dan 1,38 persen saja.

Meskipun demikian, video pendek tetap menjadi tren baru yang diperkenalkan banyak perusahaan digital dari Tiongkok. Semakin dikenalnya aplikasi video pendek juga membuat aplikasi tools video pendek semakin dikenal di Indonesia, yang juga banyak yang berasal dari perusahaan Tiongkok, diantaranya yaitu Vivavideo, Du Recorder dan Kinemaster.

Persentase rata-rata penetrasi aplikasi tools video pendek sama baiknya aplikasi video pendek yang lebih dulu dikenal. TikTok nyaman dengan pertumbuhan tertinggi dengan 198,5 persen dan Du Recorder tidak jauh tertinggal dengan pertumbuhan sebesar 134,8 persen. (mg/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Arap Donasikan Channel YouTube untuk Yayasan Kanker


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler