NEWYORK - Pemakaian kondom sebagai alat kontrasepsi memang masih tinggi namun tren terbaru menunjukkan lebih banyak perempuan Amerika menggunakan metode terbaru dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, seperti pil kontrasepsi dan implan.
"Banyak perempuan memilih untuk menggunakan alat kontrasepsi periodik, seperti patch atau implan," ujar sumber National Center for Health Statistics (NCHS) seperti dilansir Todayhealth, Kamis (14/2).
Persentase yang pernah menggunakan Depo-Provera, yaitu tiga bulan suntik kontrasepsi, meningkat dari 4,5 persen perempuan pada 1995 menjadi 23 persen 2006-2010. Untuk pengendalian kelahiran yang lebih tradisional, sejak era 1990-an sekitar 82 persen wanita di Amerika telah menggunakan pil sebagai alat kontrasepsi. Sedang penggunaan kondom juga merupakan metode populer, selain karena juga membantu melindungi terhadap penyakit menular seksual.
Dijelaskan, data statistik kesehatan pemerintah Federal menunjukkan sekitar 11 persen dari semua wanita telah menggunakan pil kontrasepsi "Plan B" dan 59 persen diantara semuanya telah menggunakannya paling tidak sekali. Alasan penggunaan kontrasepsi dikarenakan sekitar satu dari dua wanita atau 45 persen populasi, menghindari adanya kehamilan di luar rencana dan 49 persen selebihnya dikarenakan memiliki perilaku seks yang tidak aman.
Penggunaan IUD yaitu kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan lebih sedikit meskipun dokter kandungan menyatakan metode itu sangat efektif dan aman. Namun hanya 7,7 persen wanita yang menggunakannya antara 2006 dan 2010, dibandingkan dengan 18 persen wanita pada 1982.
Laporan NCHS sendiri menggunakan data dari 12 ribu perempuan yang disurvei oleh pemerintah federal antara 2006 dan 2010. "Hampir semua wanita usia reproduksi di 2006–2010 yang pernah melakukan hubungan seksual, telah menggunakan metode kontrasepsi setidaknya satu kali semasa hidupnya," ujar laporan NCHS.
Di sisi lain, wanita Katolik juga menggunakan kontrasepsi meskipun para pemimpin gereja mereka melarang. Survei menemukan bahwa 89 persen wanita Katolik telah menggunakan kondom setidaknya sekali, dan 76 persen diantaranya memilih menggunakan pil. (Esy/jpnn)
"Banyak perempuan memilih untuk menggunakan alat kontrasepsi periodik, seperti patch atau implan," ujar sumber National Center for Health Statistics (NCHS) seperti dilansir Todayhealth, Kamis (14/2).
Persentase yang pernah menggunakan Depo-Provera, yaitu tiga bulan suntik kontrasepsi, meningkat dari 4,5 persen perempuan pada 1995 menjadi 23 persen 2006-2010. Untuk pengendalian kelahiran yang lebih tradisional, sejak era 1990-an sekitar 82 persen wanita di Amerika telah menggunakan pil sebagai alat kontrasepsi. Sedang penggunaan kondom juga merupakan metode populer, selain karena juga membantu melindungi terhadap penyakit menular seksual.
Dijelaskan, data statistik kesehatan pemerintah Federal menunjukkan sekitar 11 persen dari semua wanita telah menggunakan pil kontrasepsi "Plan B" dan 59 persen diantara semuanya telah menggunakannya paling tidak sekali. Alasan penggunaan kontrasepsi dikarenakan sekitar satu dari dua wanita atau 45 persen populasi, menghindari adanya kehamilan di luar rencana dan 49 persen selebihnya dikarenakan memiliki perilaku seks yang tidak aman.
Penggunaan IUD yaitu kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan lebih sedikit meskipun dokter kandungan menyatakan metode itu sangat efektif dan aman. Namun hanya 7,7 persen wanita yang menggunakannya antara 2006 dan 2010, dibandingkan dengan 18 persen wanita pada 1982.
Laporan NCHS sendiri menggunakan data dari 12 ribu perempuan yang disurvei oleh pemerintah federal antara 2006 dan 2010. "Hampir semua wanita usia reproduksi di 2006–2010 yang pernah melakukan hubungan seksual, telah menggunakan metode kontrasepsi setidaknya satu kali semasa hidupnya," ujar laporan NCHS.
Di sisi lain, wanita Katolik juga menggunakan kontrasepsi meskipun para pemimpin gereja mereka melarang. Survei menemukan bahwa 89 persen wanita Katolik telah menggunakan kondom setidaknya sekali, dan 76 persen diantaranya memilih menggunakan pil. (Esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penularan HIV/AIDS Melonjak pada 2015
Redaktur : Tim Redaksi