Penggunaan Robot Militer Pembunuh Dikritisi

Jumat, 31 Mei 2013 – 12:55 WIB
JENEWA--Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) diminta melarang penggunaan "robot pembunuh" dalam dunia militer. Usulan penolakan ini akan dibahas dalam pertemuan Dewan HAM PBB di Jenewa.

Dijelaskan, Lethal autonomous robotics (LARs) atau robot pembunuh saat ini memang belum dibuat tetapi digambarkan sebagai "revolusi besar berikutnya dalam kemiliteran".

Bagaimana tidak, karena robot ini bagaikan gambaran film "Terminator" yang dibintangi Arnold Schwarzenegger. Dengan dibekali pilihan berbagai senjata, terminator bisa langsung terjun ke medan dan membunuh target tanpa intervensi manusia lebih lanjut sesaat setelah diaktifkan.

"Drone (UAV) masih menggunakan manusia sebagai pengambil keputusan untuk menggunakan kekuatan mematikannya, namun Lars memiliki komputer on-board sendiri yang mampu memutuskan siapa dan apa yang harus menjadi sasaran," kata Christof Heyns, utusan khusus PBB soal HAM seperti dilansir sky, Kamis (30/5).

Dalam ringkasan laporan setebal 22 halaman, Heyns mengatakan penyebaran Lars dalam perang tidak dapat diterima karena tidak ada sistem yang memadai dan pertanggungjawaban secara hukum. "Apalagi robot tidak berhak menentukan hidup dan matinya manusia," tegasnya.

Human Rights Watch sendiri mengkoordinasi kampanye menghentikan penggunaan teknologi Robot Pembunuh. "AS dan negara lainnya harus mendukung dan melaksanakan panggilan PBB untuk menghentikan rencana penggunaan robot pembunuh di militernya," lanjutnya.

Kemungkinan adanya pemakaian Lars menimbulkan kekhawatiran jauh tentang perlindungan manusia selama perang dan perdamaian. Pemakaian robot pembunuh dalam perang, berarti menyerahkan kepada mesin untuk mengambil keputusan tentang siapa yang harus hidup atau mati. "Ini dengan mudahnya memicu perang antar negara," sambungnya.

Selama ini, diketahui Amerika dan sekutunya Israel, telah menemukan teknologi ini dan menganggapnya menarik karena pengambilan keputusan oleh manusia  seringkali jauh lebih lambat dibandingkan dengan robot, dan pemikiran manusia dapat ditutupi oleh emosi. (Esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menlu Ekuador Segera Temui Pendiri WikiLeaks di London

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler