JAKARTA – Pemerintah optimis bisa melakukan tambalan deficit anggaran yang bukan berasal dari pinjaman, tetapi lebih mengandalkan penghematan anggaran. Hal tersebut, mengacu kepada proyeksi Bank Dunia terhadap deficit anggaran Indonesia bisa mencapai 3,1 persen jika harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tidak mengalami kenaikan.
“World Bank harus tahu 3,1 persen itu melanggar undang-undang, kita akan memanage fiscal kita dengan baik karena kita punya bantalan jadi kita akan cut itu,”ujar Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa di Jakarta, Rabu (4/4).
Menurutnya, dalam meminimalisir deficit anggaran ini pemerintah masih mempunyai dana kompensasi sebesar Rp.30,6 triliun yang bisa dijadikan bantalan. Selain itu, pemerintah juga mempunyai cadangan resiko fiscal energy sebesar Rp.23 triliun rupiah.
“Kita punya penghematan dari Kementrian Lembaga (K/L) dan Sisa Anggaran Lebih (SAL). Untuk infrastruktur yang akan digenjot tidak kita kurangi,”imbuhnya.
Ia mengatakan selama ini realisasi belanja tidak pernah mencapai 100 persen, tapi hanya mencapai 95-97 persen. Sedangkan sisanya bisa dilakukan untuk penghematan besar-besaran.
“Saya sudah melarang orang melakukan kunjungan ke luar negeri. Tidak ada studi banding. Institusi lain saya harapkan begitu, DPR juga saya harapkan begitu,” pungkasnya. (naa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Pertamax Tembus Rp11.250
Redaktur : Tim Redaksi