jpnn.com - TIDAK semua kontestan Indonesian Premier League (IPL) memiliki pemikiran yang sama dengan Semen Padang dan Persiba Bantul. Salah satunya, Persebaya Surabaya. Tim asal Kota Pahlawan itu dengan lantang menolak wacana penghentian kompetisi IPL.
"Impossible jika kompetisi harus dihentikan di tengah jalan. Sebab, secara otomatis, hal itu dapat mencederai hasil kongres PSSI beberapa waktu lalu. Bukankah semua sudah sepakat bahwa kompetisi IPL maupun ISL (Indonesia Super League, Red) harus dijalankan hingga akhir?" ucap Cholid Ghoromah, CEO Persebaya, tadi malam.
BACA JUGA: Greg Oden Pilih Heat
Menurut dia, informasi soal upaya penghentian kompetisi IPL di tengah jalan tersebut sejatinya terdengar beberapa hari sebelumnya. Tim-tim lain getol meneriakkan wacana itu karena lebih dulu termakan janji bahwa mereka mendapat slot sebagai peserta kompetisi unifikasi musim depan.
"Kami melihat bahwa ada skenario busuk yang sengaja dipraktikkan para mafia sepak bola Indonesia. Mereka juga ingin menjegal Persebaya agar tidak bisa lolos ke kompetisi unifikasi. Sebab, saat ini kami berada di peringkat kelima. Rencana ini sudah tercium jauh-jauh hari. Tapi, kami tidak akan tinggal diam," tuturnya.
BACA JUGA: Mitra Kukar Yakin Tiga Besar
Sebagaimana diketahui, PSSI memang menerapkan standar ganda saat menggelar kompetisi unifikasi musim depan. Ya, tidak semua klub dari IPL dianggap layak untuk mengikuti kompetisi gabungan tersebut. Sebab, PSSI hanya memberikan jatah bagi tim yang menduduki peringkat empat besar. Sebaliknya, dari ISL, semua klub alias 18 tim peserta diberi jatah istimewa.
Terlepas dari hal itu, Cholid menyatakan, upaya penghentian kompetisi IPL tersebut merupakan bagian dari sebuah skenario besar. Hal itu terjadi lantaran beberapa stake holder PSSI gerah setelah mengetahui bahwa PT LPIS sebagai regulator kompetisi akan menandatangani kontrak dengan FOX, salah satu jaringan televisi olahraga internasional.
BACA JUGA: Ranomi Kromowidjojo Bisa Sedikit Jowo Ngoko
"Kebetulan, nilai kerja samanya sangat tinggi. FOX bersedia mengucurkan 50 juta dolar AS untuk setiap musim. Jika kerja sama ini berhasil, sudah pasti tim-tim di IPL lebih survive. Namun, saya menyayangkan orang-orang di LPIS. Sebab, mereka tidak segera menginformasikan hal ini kepada klub-klub anggota," paparnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh CEO Persibo Bojonegoro, Lukman Wafi. Menurut Lukman wacana penghentian kompetisi IPL tersebut seharusnya tidak mencuat keluar bila PSSI sebagai otoritas tertinggi sepak bola Indonesia sadar diri dan tidak bertindak diskriminatif.
"Padahal mereka tahu, kompetisi resmi di Indonesia dan diakui oleh PSSI itu adalah IPL, sementara ISL itu kan baru mendapat pengakuan belakangan ini. Nah, kalau akhirnya IPL bubar di tengah jalan, maka secara otomatis mencoreng nama PSSI," keluhnya.
"Begitu juga dengan tim-tim yang meneriakkan berhenti dan stop kompetisi, mentang-mentang mereka sudah di posisi aman, lantas berteriak seperti itu," tegas Wafi. (dik/c18/ko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Fabio Oliveira Sudah Bulat Arsiteki Persebaya
Redaktur : Tim Redaksi