jpnn.com, SAMARINDA - Perusahaan di Kalimantan Timur yang melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) masih sangat minim.
Bukan karena tidak mau, tetapi mereka kerap terbentur dengan mekanisme yang sudah ditetapkan.
BACA JUGA: Gali Dana dari IPO untuk Biayai Proyek Apartemen
Walhasil, upaya mendapatkan dana segar dari lantai bursa efek masih minim.
Kepala Bursa Efek Indonesia (BEI) Balikpapan Dinda Amalya mengatakan, sampai saat ini hanya dua perusahaan di Kaltim yang melakukan IPO.
BACA JUGA: Lakukan IPO, Emiten-Emiten Baru Kantongi Rp 7,5 Triliun
Jumlah ini bertahan dari beberapa tahun lalu dan tidak kunjung bertambah.
“Memang niat ada. Namun, banyak perusahaan ketika harus melengkapi persyaratan tidak mampu melengkapi,” tutur Dinda, Selasa (19/6).
BACA JUGA: Perusahaan Milik Hary Tanoesudibjo Incar Rp 780 Miliar
Dia menambahkan, Kaltim sebenarnya dikelilingi aktivitas perusahaan-perusahaan dengan nilai kapitalisasi besar.
Namun, hanya sebagian kecil yang berminat menjadi perusahaan terbuka atau melantai di pasar saham.
Situasi itu, kata Dinda, sebagian besar disebabkan minimnya pemahaman atas pasar modal, termasuk prosedur mendaftar sebagai perusahaan publik.
“Terutama, soal pendanaan bisnis yang sebenarnya bisa dilakukan melalui pasar modal. Kendala itu menjadi pekerjaan rumah bagi kami,” ucap Dinda.
Sosialisasi IPO pun, lanjutnya, tahun ini sebenarnya menjadi fokus utama. Namun, tak mudah dijalankan.
Termasuk memberikan iming-iming keuntungan ketika menjadi perusahaan terbuka.
Akan tetapi, lebih sulit ketimbang mendorong masyarakat terlibat dalam investasi saham.
“Kami akan dorong terus agar mau go public. Ke depan, mungkin komunikasi kami dengan perusahaan potensial di Kaltim akan lebih intens sampai mereka berkenan,” kata Dinda. (aji/ndu/k15)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lepas Saham, Transcoal Pacific Raup Rp 225 Miliar
Redaktur & Reporter : Ragil